RI Targetkan Produksi 9 Juta Motor Listrik untuk Tekan Konsumsi BBM


Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan industri otomotif domestik bisa memproduksi 9 juta unit sepeda motor listrik roda dua dan tiga serta 600 ribu unit mobil dan bus listrik pada 2030.
Target ambisius ini diharapkan mampu menekan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) hingga 21,65 juta barel dan mengurangi emisi karbon sebesar 7,9 juta ton secara total.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa perkembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia semakin tumbuh pesat, didukung kapasitas industri yang sudah jauh melampaui perkembangan pasar.
“Pertumbuhan ini juga didorong oleh berbagai kebijakan strategis pemerintah, seperti kepastian dan kemudahan usaha, penyusunan roadmap, serta pengoptimalan tingkat komponen dalam negeri (TKDN),” kata Agus dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (24/4).
Hingga 2024, populasi kendaraan listrik di Indonesia tercatat mencapai 207 ribu unit, meningkat 78% dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 116 ribu unit.
Industri Tumbuh, Investasi Meningkat
Saat ini terdapat 63 perusahaan produsen motor listrik dengan kapasitas 2,28 juta unit per tahun dan investasi Rp1,13 triliun. Untuk kendaraan roda empat, ada 9 produsen mobil listrik dengan kapasitas produksi 70.060 unit per tahun dan nilai investasi Rp4,12 triliun.
Sementara 7 perusahaan produsen bus listrik memiliki kapasitas 3.100 unit per tahun dan investasi Rp380 miliar. Total investasi sektor kendaraan listrik kini telah mencapai Rp5,63 triliun.
“Kita harus menjaga investasi ini karena memberikan multiplier effect bagi perekonomian, termasuk penciptaan lapangan kerja,” kata Agus.
Investor Berganti, Proyek Tetap Jalan
Agus menanggapi mundurnya LG Energy Solution dari proyek EV di Indonesia dengan santai. Menurutnya, posisinya akan digantikan oleh perusahaan baterai asal Cina, Huayou, dan hal itu tidak mengganggu jalannya proyek.
“Pergantian investor dalam proyek besar merupakan hal yang lazim terjadi. Ini tidak menganggu dari target program pengembangan mobil listrik di Indonesia," ujarnya.
Industri baterai kendaraan listrik di Indonesia menunjukkan perkembangan positif, dengan kehadiran sejumlah pemain utama yang menopang pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik nasional.
Untuk baterai motor listrik, saat ini terdapat dua produsen aktif:
- PT Industri Ion Energisindo, dengan kapasitas produksi 10.000 unit baterai per tahun dan nilai investasi sebesar Rp18 miliar.
- PT Energi Selalu Baru, yang mampu memproduksi 12.000 unit baterai per tahun dengan total investasi Rp15 miliar.
Sementara itu, pada segmen baterai sel untuk mobil listrik, terdapat dua perusahaan besar:
- PT HLI Green Power, konsorsium antara Hyundai Group dan LG, yang mengoperasikan fasilitas produksi dengan kapasitas tahap pertama sebesar 10 GWh. Investasi yang dikucurkan mencapai US$1,1 miliar. Produk sel baterai dari perusahaan ini akan memasok 150.000–170.000 unit kendaraan listrik melalui PT Hyundai Energy Indonesia, yang memproduksi baterai pack dengan kapasitas 120.000 unit per tahun dan nilai investasi Rp674 miliar.
- PT International Chemical Industry, dengan kapasitas produksi awal sebesar 100 MWh per tahun (setara 9 juta sel), menargetkan peningkatan kapasitas hingga 256 MWh per tahun (setara 25 juta sel).
Selain itu, PT Gotion Green Energy Solutions Indonesia juga turut memperkuat industri baterai pack dengan kapasitas produksi 17.952 unit per tahun dan nilai investasi lebih dari US$8,7 juta.