7 Fakta Kopdes Merah Putih, Target 80 Ribu Desa Masing-masing Dipinjamkan Rp 5 M


Presiden Prabowo Subianto secara resmi meneken Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 9 Tahun 2025 tentang Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih, pada Sidang Kabinet Terbatas di Istana Negara, Jakarta, Kamis (8/5).
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan hingga Kamis sore kemarin sudah terbentuk sebanyak 9.835 Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di berbagai daerah di Indonesia. Jumlah ini merupakan hasil dari percepatan pembentukan koperasi pasca-diterbitkannya Instruksi Presiden (Keppres) Nomor 9 Tahun 2025, pada 27 Maret 2025.
"Setelah inpres terbit, kami sudah melakukan sepuluh kali rapat koordinasi, tujuh di antaranya di Kantor Menko Pangan dan tiga di lapangan. Sekarang sudah terbentuk 9.835 Kopdes dan terus bertambah setiap hari," ujarnya usai rapat terbatas di Istana, Kamis (9/5).
Berikut 7 Fakta Kopdes Merah Putih seperti dihimpun Katadata pada Jumat (9/5):
1. Diluncurkan 28 Oktober 2025
Zulhas menargetkan peluncuran resmi sekaligus operasional awal Koperasi Merah Putih di tingkat desa dan kelurahan dilakukan pada 28 Oktober 2025. Peluncuran tersebut bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda.
"Ditargetkan nanti pada 28 Oktober diluncurkan sekaligus operasional koperasi yang ada di desa-desa itu," ujarnya.
2. Target 80 ribu desa
Presiden Prabowo Subianto membentuk Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Koperasi Desa Merah Putih sebagai upaya mempercepat pembentukan dan operasional 80 ribu unit koperasi desa/kelurahan di seluruh daerah di Indonesia.
“Baru saja kami bentuk Satgas Koperasi Desa Merah Putih atau Koperasi Kelurahan Merah Putih. Ketua Satgasnya saya sendiri sebagai Menko Pangan, dengan wakil-wakilnya para menteri terkait,” ujar Zulhas.
Mengingat luasnya wilayah Indonesia, dia mengatakan, Satgas akan dilengkapi dengan pelaksana harian dan koordinator pelaksana harian untuk menjamin pelaksanaan teknis di lapangan berjalan cepat dan merata. Koordinator pelaksana harian ditunjuk dari kalangan wakil menteri, termasuk Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono, kata Zulhas.
“Kita akan bergerak cepat. Wilayah yang luas dibagi, dan pelaksana harian akan memastikan jalannya program di lapangan,” katanya.
3. Masing-masing koperasi dapat pinjaman Rp 5 miliar
Zulhas mengatakan, masing-masing Kopdes akan mendapatkan akses pinjaman Rp5 miliar.
"Kami berharap Kopdes Merah Putih dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa sesuai harapan Presiden Prabowo Subianto," katanya.
Penyaluran dana Rp 5 miliar per desa untuk Kopdes Merah Putih itu totalnya seluruh Indonesia mencapai Rp400 triliun untuk 80 ribu desa. Selain itu, terdapat juga bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Rp300 triliun dan makan bergizi gratis (MBG), sehingga total uang beredar di pedesaan Rp1.100 triliun.
"Penyaluran bantuan itu kali pertama dalam sejarah, kebijakan pemerintah Prabowo Subianto itu agar desa maju dan berkembang," katanya.
4. Jadi Distributor tunggal Barang Bersubsidi
Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan agar Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih menjadi distributor tunggal untuk berbagai komoditas bersubsidi. Barang yang bakal didistribusikan oleh Kopdes seperti LPG 3 kg, pupuk bersubsidi hingga sembako murah.
Kehadiran Kopdes Merah Putih diyakini dapat menyediakan beragam bahan pokok dengan harga terjangkau bagi masyarakat desa. Salah satu caranya adalah dengan memangkas rantai pasok distribusi yang panjang selama ini.
Zulhas mengatakan Kopdes Merah Putih bertujuan untuk menghilangkan perantara maupun tengkulak yang selama ini mengambil untung besar di tengah proses distribusi.
“Bantuan-bantuan pemerintah semua sampai Kopdes, kemudian Kopdes menyalurkan kepada masyarakat,” kata Zulhas di Istana Merdeka Jakarta pada Kamis (8/5).
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi menyatakan bisnis operasional Kopdes Merah Putih tidak akan menuai kerugian. Hal ini karena koperasi diberikan wewenang oleh pemerintah untuk memonopoli penjualan dan distribusi barang bersubsidi.
“Punya pupuk bersubsidi, LPG subsidi, beras, minyak goreng. Satu-satunya distributor di desa. Masa bisnis monopoli rugi?” kata Budi Ari.
Namun, dia tidak menutupi kemungkinan kerugian tetap ada jika dikelola dengan tidak jujur.
“Kecuali kalau ada fraud, salah manajemen, orangnya punya niat buruk," ujarnya.
Budi Arie mengatakan keberadaan Kopdes Merah Putih tidak akan mematikan bisnis warung setempat. Ia menjelaskan, koperasi sebagai sentra dapat mendistribusikan barang-barangnya ke warung lokal dan pengecer.
5. Enam Program Kopdes Merah Putih
Zulhas mengatakan ada enam program dalam pengelolaan yakni pertama kopdes harus punya warung sembako, klinik desa dan apotik, membuat bidang usaha, agen logistik, pusat bantuan serta gudang logistik.
Oleh karena itu, Kopdes Merah Putih itu kedepannya bisa menjadi penggerak ekonomi masyarakat desa sehingga kehidupan mereka sejahtera dan makmur.
"Kami meyakini jika perekonomian desa itu mengalami kemajuan dipastikan tidak ada lagi stunting, kurang gizi, desa tidak sehat dan tidak cerdas," katanya.
6. Skema Simpan Pinjam
Zulhas menambahkan, Kopdes Merah Putih juga menyediakan akses perbankan ke masyarakat melalui layanan keuangan seperti BRI LINK atau BNI Agen46. Menurutnya, layanan keuangan tersebut dihadap dapat menutup akses masyarakat terhadap rentenir atau pinjaman online ilegal.
Selain itu, skema simpan pinjam dalam koperasi juga memberikan alternatif kredit dengan bunga wajar dan transparan.
“Koperasi itu nanti akan menjadi semacam holding untuk ekonomi di pedesaan yang ditangani oleh Koperasi Desa Merah Putih,” ujar Zulhas.
Pemerintah juga memerintahkan Himpunan Bank Milik Himbara (Himbara) untuk bersedia memberikan pinjaman modal Rp 3 miliar untuk pengoperasian Kopdes Merah Putih. Menurut Zulhas, skema pembayaran angsuran Kopdes ke bank diambil dari keuntungan koperasi yang menjalankan usaha distributor tunggal barang bersubsidi dan sembako murah.
7. Bersinergi dengan KUD
Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menyebut koperasi unit desa (KUD) bakal disinergikan dengan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih. Budi menjelaskan ada 385 KUD yang masih aktif beroperasi di berbagai daerah Indonesia dari total 9.000 KUD yang terdaftar.
“Nanti disinergikan, karena menurut data kami KUD yang aktif itu tinggal 385 KUD dari 9.000 KUD,” kata Budi Arie.