Zulhas Pastikan Ekspor Kelapa ke Cina Tak Disetop: Petani Lagi Untung Banyak


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Menko Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menegaskan bahwa pemerintah tidak berencana menghentikan ekspor kelapa bulat, meskipun harga komoditas tersebut melonjak di pasar domestik.
“Enggak ada (penghentian ekspor kelapa),” ujar Zulkifli di Jakarta, Kamis (15/5).
Menurutnya, kenaikan harga kelapa justru menguntungkan petani. “Petani lagi untung banyak sekarang. Baguslah untuk petani,” katanya.
Zulkifli mendorong para petani untuk meningkatkan produksi kelapa guna memenuhi permintaan domestik dan ekspor. “Solusinya tanam yang banyak,” ujarnya.
Ia menjelaskan, salah satu penyebab kelangkaan kelapa di pasar lokal karena meningkatnya permintaan dari luar negeri, khususnya Cina. Di negara tersebut, kelapa diolah menjadi susu nabati dan digunakan sebagai pengganti susu sapi dalam minuman seperti kopi.
“Kelapa sekarang langka karena kelapa sama teman-teman dari Cina diolah jadi susu. Di Cina sekarang, orang minum kopi bukan pakai susu, tapi pakai santan kelapa. Jadi kelapa mahal sekarang,” kata Zulkifli.
Senada dengan itu, Menteri Perdagangan Budi Santoso menyebut pengusaha cenderung memilih mengekspor kelapa karena harganya lebih tinggi di pasar internasional.
“Kan ini mahal karena diekspor. Harga ekspor memang lebih tinggi daripada harga dalam negeri. Karena semua ekspor, akhirnya jadi langka di dalam negeri,” ujar Budi, Kamis (16/5).
Kementerian Perdagangan telah bertemu dengan pelaku industri dan eksportir kelapa untuk membahas persoalan ini. Namun, keputusan penghentian ekspor belum dipertimbangkan karena ekspor memberikan keuntungan signifikan bagi pelaku usaha.