Sampoerna Investasi Besar ke Rokok Elektrik, Pengusaha Eksisting Merasa Terancam
Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia mendorong pemerintah untuk menjamin iklim usaha yang adil dalam industri rokok elektronik. Hal ini menanggapi realisasi investasi PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk dalam bentuk pabrik rokok elektrik senilai Rp 5,3 triliun.
Ketua Umum APVI Budiyanto Imam Suyanto menilai investasi yang dilakukan emiten rokok berkode HMSP tersebut sebagai tantangan. Sebab, daya saing pengusaha rokok elektrik lokal dapat terdisrupsi, khususnya pengusaha independen berskala mikro, kecil, dan menengah.
"Regulasi jangan sampai hanya menguntungkan pihak bermodal besar, tapi juga harus berpihak pada inovasi dan keberlangsungan industri lokal," kata Budiyanto kepada Katadata.co.id, Jumat (4/7).
Namun, ia mengakui masuknya dana segar HMSP memberikan sinyal positif terkait iklim investasi industri rokok elektrik nasional. Aksi korporasi HM Sampoerna ini dapat membuka gerbang bagi investor besar lain masuk ke dalam negeri.
Selain pabrik, bentuk investasi HMSP adalah laboratorium pengujian lanjut. Budiyanto berpendapat fasilitas tersebut pada akhirnya dapat meningkatkan standar kualitas dan keamanan produk.
Iaberharap investasi HMSP dapat membuka ruang kolaborasi dengan pabrikan lokal dan transfer teknologi. "Dengan begitu, semua pihak bisa tumbuh bersama dan industri ini bisa berkontribusi maksimal untuk perekonomian nasional," katanya.
Pabrik Tembakau Tanpa Asal HM Sampoerna
Kemarin, Katadata.co.id diundang untuk mengunjungi pabrik produk tembakau tanpa asap HMSP tersebut. Pabrik itu memiliki dua lini produksi. Setiap mesin produksi memiliki kapasitas terpasang untuk mengemas 10 ribu batang rokok tanpa asap per menit.
Hasil produksi pabrik tersebut akan menyasar pasar Asia Pasifik. Sebagian produksinya telah menggunakan karakter Bahasa Jepang dalam kemasannya.
HMSP memasarkan rokok tanpa asapnya dengan merek Terea. Adapun kontribusi tembakau dalam satu batang Terea kurang dari 30%, sedangkan sekitar 70% batangnya ada empat jenis filter.
Karena itu, produksi 10 ribu batang Terea hanya membutuhkan maksimal 28 kilogram tembakau. Selain itu, tembakau yang digunakan telah dibentuk menjadi gulungan atau cast leaf sebelum akhirnya dirajang dan disemprotkan aerosol perisa.
Secara rinci, rokok tanpa asap Terea hanya bisa dikonsumsi menggunakan alat eksklusif HMSP dengan merek iQos. Alhasil, produk tanpa asap tersebut diklaim lebih aman dikonsumsi hingga 95% dibandingkan rokok konvensional lantaran menggunakan teknologi smartcore induction system.
Teknologi tersebut membuat setiap batang Terea dilengkapi dengan lempengan besi untuk membantu proses pemanasan tembakau. Sampoerna juga memproduksi rokok elektrik cair sistem tertutup dan kantong nikotin untuk memenuhi melengkapi portofolio produk tembakau bebas asap perseroan.
