Trump Restui Pengecualian Tarif Resiprokal Sejumlah Komoditas, Termasuk Nikel
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang menawarkan beberapa pengecualian tarif kepada mitra dagang yang mencapai kesepakatan ekspor industri seperti nikel, emas, dan logam lainnya, serta senyawa farmasi hingga bahan kimia.
Dikutip dari Reuters, Minggu (7/9), perintah terbaru tersebut mengidentifikasi lebih dari 45 kategori untuk tarif impor nol dari negara mitra yang dinilai selaras dalam mencapai pakta kerangka kerja untuk memangkas tarif Trump. Pengecualian bagi negara-negara yang memiliki perjanjian dagang dengan AS akan diumumkan pada Senin (8/9).
Dalam perintah yang ditandatangani Jumat (5/9) tersebut, Trump mengatakan kesediaannya untuk mengurangi tarif bergantung pada cakupan dan nilai ekonomi dari komitmen mitra dagang kepada Amerika Serikat dalam perjanjian perdagangan timbal baliknya.
Pemotongan tarif tersebut mencakup barang-barang yang tidak dapat ditanam, ditambang, atau diproduksi secara alami di Amerika Serikat. Selain itu, barang tersebut tidak dapat diproduksi dalam volume yang cukup untuk memenuhi permintaan domestik AS.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan hal itu juga menciptakan pengecualian baru untuk beberapa produk pertanian, pesawat terbang dan suku cadangnya, serta barang-barang yang tidak dipatenkan untuk digunakan dalam farmasi.
Barang-barang tanpa tarif yang diidentifikasi dalam perintah tersebut mencakup grafit dan berbagai bentuk nikel, bahan utama dalam pembuatan baja tahan karat dan baterai kendaraan listrik. Juga tercakup senyawa yang digunakan dalam obat-obatan generik, termasuk lidokain anestesi dan reagen yang digunakan dalam uji diagnostik medis.
Perintah tersebut mencakup berbagai jenis impor emas, mulai dari bubuk dan daun hingga emas batangan. Perintah tersebut juga mengizinkan penghapusan tarif untuk grafit alami, magnet neodymium, dioda pemancar cahaya (LED), dan menghapuskan pengecualian tarif sebelumnya untuk plastik dan polisilikon tertentu, komponen utama panel surya.
Trump telah menghabiskan tujuh bulan pertamanya menjabat sebagai Presiden AS dengan membangun kenaikan tarif besar-besaran. Hal itu bertujuan untuk menata ulang sistem perdagangan global, memangkas defisit perdagangan AS, dan mendapatkan konsesi dari negara-negara mitra dagang dalam negosiasi.
Indonesia Negosiasi Agar Nikel Bebas Tarif AS
Sebelumnya, pemerintah Indonesia berupaya meminta kelonggaran tarif bea masuk hingga 0% untuk barang-barang yang di ekspor ke Amerika Serikat. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan upaya ini merupakan bagian dari negosiasi tarif dagang yang tengah berlangsung dengan pemerintahan Donald Trump.
Menurut Susi, negosiasi tarif impor barang-barang dari Indonesia hingga 0% diupayakan untuk komoditas unggulan yang berasal dari sumber daya alam. Beberapa komoditas yang disasar adalah kakao, kopi, minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO), karet hingga nikel.
“Kalau kita fokuskan negosiasi pada komoditas unggulan itu bisa 0%, dan ini bisa jadi andalan kita,” ujar Susiwijono dalam forum diskusi media yang digelar UOB Indonesia Selasa (22/7).
