Pemerintah Fokus Bangun Transportasi Rendah Emisi, Genjot Produksi EV Lokal

Andi M. Arief
11 September 2025, 13:33
 Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi pembicara kunci dalam Katadata Sustainability Action for the Future Economy (SAFE) 2025 dengan tema Green for Resilience di Hotel Kempinski, Jakar
Katadata/Fauza
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi pembicara kunci dalam Katadata Sustainability Action for the Future Economy (SAFE) 2025 dengan tema Green for Resilience di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (11/9).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Koordiantor Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan salah satu fokus pemerintah saat ini adalah membangun infrastruktur konektivitas rendah emisi. Strategi yang digunakan dalam target tersebut adalah pengembangan transportasi umum dan industri kendaran listrik atau electric vehicle (EV).

Agus menilai pengembangan EV penting lantaran sektor transportasi menjadi kontributor utama tingginya kadar polusi di dalam negeri, khususnya di Jakarta. Pada saat yang sama, peningkatan penggunaan transportasi umum akan otomatis mengurangi polusi udara di dalam negeri.

"Kami harus menata kebijakan yang bisa mengurangi emisi karbon. Memang yang harus digerakkan adalah transportasi publik yang murah, cepat, terjangkau, dan bisa gratis untuk sebagian kelompok. Hal ini harus intensif digerakkan termasuk elektrifikasi kendaraan," kata Agus dalam Katadata SAFE 2025, di Jakarta, Kamis (11/9).

Kurangi Subsidi BBM

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Kemenko IPK, Rachmat Kaimuddin, mengatakan strategi pemerintah secara nasional adalah peningkatan penggunaan EV.  Hal tersebut penting dalam mengurangi beban fiskal dalam subsidi bahan bakar minyak.

Rachmat menjelaskan volume konsumsi BBM di dalam negeri lebih kecil dari volume ekspor energi nasional. Namun mayoritas energi yang diekspor berbentuk batu bara atau hampoir 75% dari volume ekspor energi.

Karena itu, konsumsi BBM nasional sebesar 295 juta barel pada tahun lalu masih bergantung dari impor. Rachmat menunjukkan tingginya impor BBM dibarengi dengan subsidi BBM senilai rata-rata Rp 135 triliun pada 2022-2024.

"Kalau subsidi BBM kita setop sekarang, ini akan meresahkan. Namun kalau kami buat BBM tidak lagi relevan, mungkin masyarakat tidak marah kalau subsidi BBM dihentikan," kata Rechmat.

Selain itu, Rachmat menyampaikan pertimbangan lainnya pemerintah fokus ke EV karena karakter mobil sebagai barang konsumsi. "Kami tidak bisa menampik ada industri kendaraan pribadi, dan orang mau punya kendaraan pribadi," katanya.

Maka dari itu, Rachmat menyampaikan kata kunci dalam peningkatan penggunaan EV di dalam negeri adalah produksi lokal. Rachmat mengakui volume impor EV secara utuh atau CBU melonjak selama beberapa tahun terakhir akibat insentif peniadaan bea masuk dan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah pada EV.

Rachmat memaparkan impor EV pada tahun lalu naik sekitar sembilan kali lipat dari sekitar 2.000 unit pada 2023 menjadi lebih dari 18.000 unit. Menurutnya, volume impor EV CBU akan naik lebih dari 250% menjadi 65.000 unit pada tahun ini. Dengan demikian, total penjualan EV pada tahun ini diprediksi mencapai 100.000 unit dengan produksi lokal diperkirakan sekitar 35.000 unit.

Namun, Rachmat menekankan seluruh penjualan tersebut akan pindah ke dalam negeri mulai tahun depan. Sebab, Rachmat menekankan pemerintah tidak akan memperpanjang insentif impor EV CBU pada tahun depan. Dengan kata lain, penjualan EV yang diproduksi di dalam negeri pada tahun depan setidaknya mencapai 100.000 unit.

"Memang EV saat ini masih impor. Namun kami memberikan izin impor tersebut pada pelaku yang janji membangun pabrik EV di dalam negeri," katanya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...