Pemerintah akan Rebranding Pasar Senen dan Gedebage
Pemerintah berencana me-rebranding atau memperbaharui citra pasar-pasar pakaian barang bekas yang ada di Indonesia. Beberapa lokasi pasar yang dibidik adalah Pasar Senen di Jakarta dan Pasar Gedebage di Bandung, Jawa Barat
“Pasti kami akan rebranding. Pasar adalah salah satu pusat (jualan) brand lokal kita,” kata Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian Usaha Kecil, Menengah, dan Menengah Temmy Satya Permana dalam konferensi pers di Kementerian UMKM, Jakarta, Jumat (7/11).
Pemerintah menginginkan seluruh pihak bisa mengembangkan usahanya. Karena itu sebagai solusi larangan impor pakaian bekas, pemerintah akan memperbaharui citra pasar tersebut. “Sekaligus meyakinkan produk lokal tidak kalah bagus dengan pakaian dari luar negeri,” ujarnya.
Kenaikan Impor Pakaian Bekas
Menteri UMKM Maman Abdurrahman sebelumnya mengungkapkan angka impor baju bekas naik dari 7 ton pada 2021, menjadi 3.600 ton pada 2024. “Data 2021, impor barang-barang bekas, baju-baju bekas itu hanya 7 ton per tahun. 2022 naik 12 ton, 2023 itu 12 ton, dan 2024 3.600 ton,” ujar Maman dikutip dari Antara, Jumat (7/11).
Per Agustus 2025, sebanyak impor baju bekas kitar 1.800 ton. Lonjakan impor baju bekas tersebut mengusik pasar domestik Indonesia.
Menurut dia, penghentian impor baju bekas harus dilakukan dengan tegas dan terstruktur dari hulu hingga ke hilir. Untuk sisi hulu, penindakan harus bermula dari penyetopan impor baju bekas di bea cukai.
“Hulunya harus ditutup dulu. Sehebat-hebat apa pun kamimemberikan pendampingan kepada UMKM dan lain sebagainya, kalau alur hulunya masih buka, enggak akan mungkin bisa (dihentikan),” kata Maman.
Di sisi hilir, pemerintah memberi pendampingan kepada UMKM untuk mencari barang pengganti, sehingga UMKM tak lagi menjual produk-produk thrifting atau baju bekas.
Pendampingan tersebut selaras dengan perintah Presiden Prabowo Subianto yang meminta Maman untuk melindungi pengusaha UMKM, termasuk pengusaha agar tidak kehilangan pekerjaan ketika pengetatan terhadap thrifting dilakukan.
“Kami kumpulkan tuh asosiasi-asosiasi, produsen lokal. Kami dorong mereka untuk substitusi, menggantikan produk-produk barang bekas itu,” ujarnya pula.

Produk UMKM Unggulan 