Hadapi panen Raya 2026, Bulog Bangun Gudang Baru Hingga Cari Peluang Ekspor

Andi M. Arief
20 November 2025, 13:55
beras bulog
ANTARA FOTO/Andri Saputra/YU
Pekerja menyusun beras di Gudang Bulog Ternate, Maluku Utara, Jumat (24/10/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Perum Bulog menyiapkan beberapa strategi untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan maupun rotasi beras di gudangnya. Langkah ini dilakukan agar perusahaan dapat menyerap beras selama masa panen raya tahun depan, pada Februari-Mei 2026.

Direktur Utama Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan strategi pertama adalah menambah kapasitas gudang bulog yang mencapai sekitar 3,2 juta ton. Perusahaan kini menyewa gudang milik mitra agar dapat menyimpan cadangan beras pemerintah atau CBP yang mencapai 3,8 juta ton.

"Stok beras yang dikelola Bulog akan berkurang menjadi 3,2 juta ton pada akhir Desember 2025. Namun kami harus meningkatkan kapasitas tampung karena akan ada penyerapan beras baru pada Februari-Mei 2026 saat puncak panen raya," kata Rizal di kantornya, Jakarta, Kamis (20/11).

Perusahaan juga akan membangun tiga ukuran gudang, yakni berkapasitas 3.500 ton, 7 ribu ton, dan 14 ribu ton. Pembangunan jenis gudang akan disesuaikan dengan kapasitas produksi beras di masing-masing daerah.

Rizal menargetkan dapat membangun 50 gudang di atas tanah milik Bulog pada tahap pertama. Untuk 50 gudang lainnya akan dibangun di tanah hibah dari pemerintah daerah.

Lokasi pembangunan gudang tersebut tidak akan tumpang tindih dengan gudang eksisting. Salah satu fokus pembangunan gudang baru Bulog adalah di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar atau 3T.

"Salah satu lokasi pembangunan gudang baru adalah Maluku Utara karena akses beras ke wilayah tersebut terhalang saat musim Barat saat ini. Apakah mereka harus menunggu cuaca reda untuk mendapatkan beras? Itu tidak mungkin dilakukan," katanya.

Selain penambahan gudang, Rizal berencana menyimpan beras menggunakan teknologi hermetic cocoon. Bulog akan menyimpan beras dengan metode kedap udara menggunakan sungkup plastik agar tidak rusak oleh serangga dan jamur.

Institut Riset Beras Internasional atau IRRI mendata saat ini teknologi hermetic cocoon hanya diproduksi oleh perusahaan asal Amerika Serikat, yakni GrainPro Inc. Rizal menilai penggunaan teknologi tersebut diperlukan lantaran penambahan gudang diproyeksi tidak mampu menyerap seluruh beras hasil Panen Raya 2026.

Panen Beras Nasional

Badan Pusat Statistik mendata total panen beras pada Februari-Mei 2025 mencapai 15,68 juta ton. Jika tingkat konsumsi nasional mencapai 2,5 juta ton per bulan, volume surplusnya mencapai 5,68 juta ton.

"Pembangunan 100 gudang itu belum akan maksimal menyerap hasil produksi beras panen raya 2026. Kami tetap harus menyewa gudang filial dan memaksimalkan penyimpanan di gudang Bulog dengan hermetic cocoon," kata Rizal.

Di sisi lain, perusahaan tidak menutup peluang ekspor untuk merotasi beras di gudangnya. Saat ini Bulog masih mencari peluang ekspor beras ke negara sahabat. "Mungkin kami bisa berbagi beras dengan negara-negara sahabat yang sedang kesulitan, seperti di Palestina dan negara lainnya," ujarnya.

Sebelumya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman telah menetapkan penyediaan 10 ribu ton beras ke Palestina dalam bentuk hibah pada Juli 2025. Beras tersebut dapat dikirimkan kapan saja sesuai dengan keputusan pemerintah Palestina.

“Sambil kami doakan, kami juga mendukung secara nyata penyiapan pangan untuk saudara kita di Palestina,” kata Amran.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...