Serangan Baru Perang Dagang Amerika yang Mengancam Ekonomi Dunia

Muchamad Nafi
2 Juni 2018, 10:25
Pelabuhan ekspor
Katadata

Benar adanya sejumlah pengamat yang menilai Presiden Amerika Serikat Donald Trump tak rela bila tidak menjadi berita utama dalam sehari saja. Selalu ada kontroversi yang dibuat presiden dari Partai Republik itu terutama terkait perang dagang yang ia kibarkan sejak awal 2018.

Terakhir, kemarin pagi, dia berkicau melalui akun twitter-nya mengenai kondisi para petani di negaranya yang begitu “mengenaskan”. Menurut Trump, hal itu lantaran ada ketidakadilan oleh beberapa negara, terutama Kanada dan Uni Eropa, yang berakibat sangat buruk untuk jangka panjang bagi para petani.

Trump pun menuliskan, “Sangat membatasi perdagangan! Mereka harus membuka pasar dan menurunkan hambatan perdagangan! Mereka melaporkan surplus perdagangan yang sangat tinggi dengan kami.” Karena surplus di kedua negara itu, neraca dagang pertanian Amerika begitu defisit.

Walau Uni Eropa dan Kanada merupakan sekutu tradisional Amerika, Trump tetap mengamcam dua wilayah tersebut. Seperti dikutip Reuters, dia mengatakan kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang perlunya menyeimbangkan neraca perdagangan Amerika dan Eropa. 

(Baca juga: Indonesia dalam Bayang-bayang Perang Dagang Amerika-Tiongkok).

Trump menyampaikan ancaman tersebut setelah hari sebelumnya menaikkan tarif bea masuk baja dan alumunium dari Kanada, Meksiko, dan Uni Eropa. Menteri Perdagangan Amerika Wilbur Ross mengatakan kedua komoditas tersebut dikenai tarif impor masing-masing 25 dan 10 persen yang mulai berlaku Jumat kemarin. Sampai saat ini, Kanada merupakan pemasok baja terbesar ke Amerika.

Atas tindakan tersebut, Kanada akan mengenakan tarif balasan hingga C$ 16,6 miliar, sekitar US$ 12,8 miliar untuk impor Amerika. Komoditas yang dibidik mencakup wiski, jus jeruk, baja, aluminium, dan beberapa produk lainnya.

Langkah serupa hendak diambil Meksiko dan Uni Eropa untuk menaikkan pungutan atas jus jeruk, wiski, jeans biru, dan sepeda motor Harley-Davidson yang nilainya miliaran dolar Amerika. Akibatnya, saham Harley-Davidson turun 1,5 persen pada perdagangan Jumat kemarin. Semntara itu, Belgia telah mengajukan daftar sebanyak delapan halaman kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang berisi sejumlah produk untuk diperlakukan sebagai tindakan pembalasan.

Tak hanya itu, kelompok negara-negara dengan ekonomi maju yang tergabung dalam G7 akan mengisolasi Amerika dalam perkumpulan tersebut. Pada pertemuan di Kanada, Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire mengecam Amerika. (Baca juga: Rupiah Masih Terombang-ambing Perang Dagang Amerika-Tiongkok).

Ancamannya diungkapn sebagai, “Kami akan memiliki G6 plus satu Amerika Serikat,” kata Le Maire di Whistler, British Columbia. Tindakan Trump dituding membuka perang dagang makin luas yang memcicu destabilisasi ekonomi dunia.

Kenaikan tarif serupa telah dikenakan Amerika ke Cina pada Maret lalu. Ini dua dari 1.300 produk Cina yang akan terkena penambahan bea masuk. Trump menuding sejumlah negara, terutama Tiongkok, melakukan paraktik dagang tidak transparan dan culas sehingga neraca perdagangan Negeri Paman Sam itu minus, sebuah persaingan internasional yang tidak adil.

Langkah ini memunculkan serangan balasan Cina. Negeri Panda ini mengenakan tarif tambahan atas wine, buah-buahan, kedelai, dan daging babi beku. Total ada 128 produk untuk direalisasikan sesuai daftar rencana pengenaan tarif yang dirilis 23 Maret lalu.

Perang dagang ini yang ditakutkan banyak negara. Cina dan Amerika merupakan dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Setiap gejolak di antara keduanya akan berpengaruh pada semua belahan bumi. Apalagi Trump memperlebar cakupan perang dagang dengan menyeret Kanadan, Uni Eropa, dan Meksiko.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut tindakan Amerika memungut tarif lebih tinggi sebagai perbuatan ilegal dan kesalahan. Dia mengingatkan satu periode buruk pada masa lampau yakni sebelum Perang Dunia II. “Nasionalisme ekonomi mengarah pada perang. Inilah tepatnya yang terjadi pada 1930-an,” kata Macron seperti dikutip kantor berita AP. Ketika itu, resesi ekonomi melanda dunia.

Indonesia juga tidak mengharapakan situasi yang dapat memukul pertumbuhan eknomi global yang masih lemah saat ini, yang belum beranjak dari 3,5 persen. Dua pekan lalu, Presiden Joko Widodo sampai meminta jajarannya mewaspadai risiko ketidakpastian global dan dampaknya terhadap ekonomi Indonesia. (Baca: Jokowi Perintahkan Jajarannya Waspadai Lanjutan Risiko Ekonomi Global).

Beberapa risiko yang dimaksud Jokowi termasuk perang dagang Amerika-Tiongkok, yang kini makin meluas ke belahan dunia lainnya. Perang dagang ini menambah ketidakpastian ekonomi akibat volatilitas keuangan global yang dipicu normalisasi moneter Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve. Lalu ada pula faktor meningkatnya harga minyak kondisi geopolitik. 

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution juga menyatakan langkah Amerika menerapkan tarif impor tinggi akan meningkatkan penjulan baja Tiongkok ke beberapa negara. “Kapasitas produksi baja mereka luar biasa besar, jadi bajanya pasti kemana-mana, termasuk ke Indonesia,” ujar Darmin sembari menambahkan situasi tersebut bisa menghawatirkan produksi baja dalam negeri.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...