AS dan Tiongkok Tambah Izin Penerbangan Maskapai jadi 8 Kali Sepekan
Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok bakal mengizinkan maskapai kedua negara menambah frekuensi penerbangan menjadi delapan dari kempat kali sepekan. Departemen Transportasi AS mengatakan, kebijakan ini berlaku setelah Tiongkok mengizinkan maskapai AS menggandakan penerbangan.
Dikutip dari Reuters, maskapai AS mulai mengurangi penerbangan ke Tiongkok setelah virus corona merebak di Negeri Panda. Presiden Donald Trump pada 31 Januari bahkan melarang hampir semua warga negara non-AS memasuki negaranya bila pernah mengunjungi Tiongkok dalam waktu dekat.
Namun, dengan adanya kebijakan penerbangan ini, United Airlines meningkatkan penerbangan menjadi empat kali dalam sepekan dari San Francisco ke Shanghai mulai 4 September. Sementara Delta Air Lines juga memenuhi syarat untuk terbang dua hingga empat kali seminggu.
Delta juga akan melakukan empat kali penerbangan setelah operasional ke Shanghai dari Seattle dan Detroit, seluruhnya dilakukan melalui Seoul, Korea Selatan. Adapun kemarin, Delta mengatakan akan menambah lagi satu penerbangan mingguan dari Detroit dan Seattle ke Shanghai, melalui Seoul, mulai 24 Agustus.
"Pemerintah AS masih berharap Tiongkok setuju memulihkan hak penerbangan AS sepenuhnya di bawah perjanjian penerbangan bilateral kedua negara," kata Departemen Transportasi AS dikutip Reuters, Rabu (19/8).
Perjanjian AS-Tiongkok memungkinkan kedua negara untuk mengoperasikan lebih dari 100 penerbangan mingguan antar negara.
Ketegangan kedua negara juga sempat mencuat setelah AS mengancam akan melarang penerbangan penumpang Tiongkok pada Juni. Respons ini dolontarkan lantaran Beijing tidak juga menyetujui memulihkan penerbangan maskapai penerbangan AS.
Pada bulan Mei, Trump mengatakan Air China, China Eastern Airlines Corp, China Southern Airlines Co, Hainan Airlines Holding Co dan anak perusahaan mereka harus mengajukan jadwal.
Otoritas penerbangan Tiongkok akhirnya menyetujui beberapa perubahan pada persyaratan untuk maskapai penerbangan AS, termasuk memungkinkan pemeriksaan suhu dilakukan sebelum penerbangan lepas landas ke negaranya.
Untuk diketahui, pandemi corona turut mempengaruhi dunia penerbangan. Tren keberangkatan mcenderung menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kondisi ini sebagaimana yang tampak pada periode 6 Januari hingga 23 Maret 2020. Sejak 3 Februari 2020, kuantitas jadwal penerbangan lebih rendah dari tahun lalu di titik 3,6%. Tren ini terus berlangsung hingga 23 Maret 2020. Pada tanggal tersebut, kuantitas jadwal penerbangan mengalami penurunan terdalam yakni 28,7%.
Tiongkok mengalami penurunan jadwal penerbangan terdalam pada 17 Februari 2020. Jadwal keberangkatan ke Tiongkok turun hingga 70,8%. Saat itu, daratan Tiongkok telah mendeteksi 70.548 kasus terkonfirmasi dan 1.770 kematian akibat Covid-19 seperti dikuti dari Aljazeera.