Tak Bisa Bayar, Sri Lanka Berencana Restrukturisasi Utang

Desy Setyowati
29 Juni 2023, 20:42
Sri lanka,
ANTARA FOTO/REUTERS/Dinuka Liyanawatte/AWW/dj
Sejumlah orang menyerukan slogan menentang Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa dan menuntut keluarga politisi Rajapaksa mundur, saat aksi protes ditengah krisii ekonomi negara, di Lapangan Kemerdekaan di Kolombo, Sri Lanka, Senin (4/4/2022).

Sri Lanka mengumumkan rencana untuk merestrukturisasi utang. Caranya, menukar utang treasury jangka pendek menjadi surat utang atau obligasi jangka panjang.

Utang treasury adalah instrumen utang yang dikeluarkan oleh bank sentral atas nama pemerintah dengan jangka waktu kurang dari satu tahun. Sementara tenor obligasi dua tahun atau lebih.

Gubernur bank sentral Sri Lanka Nandalal Weerasinghe menyampaikan, penukaran utang treasury ke obligasi jangka panjang mencakup sebagian dari total utang domestik US$ 42 miliar.

Restrukturisasi utang domestik itu bertujuan membantu negara mencapai target program IMF yakni mengurangi keseluruhan utang menjadi 95% dari produk domestik bruto atau PDB pada 2032.

Sri Lanka memang sedang berjuang menghadapi krisis keuangan terburuk sejak kemerdekaannya dari Inggris pada 1948. Ini terjadi setelah cadangan devisa negara mencapai rekor terendah dan memicu gagal bayar utang luar negeri pada tahun lalu.

Protes yang meluas di Sri Lanka bahkan memaksa mantan presiden Gotabaya Rajapaksa meninggalkan negara itu pada Juli.

Padahal, Sri Lanka sudah mengantongi dana talangan dari IMF US$ 2,9 miliar pada Maret. IMF akan meninjau penggunaan dana ini pada September.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...