Country Garden Peringatkan Kemungkinan Gagal Bayar Obligasi Global

Hari Widowati
10 Oktober 2023, 14:48
Perusahaan-perusahaan properti Cina, seperti Evergrande dan Country Garden, menghadapi gagal bayar dalam krisis terburuk di sektor properti sejak 2021.
123RF.com/Dontree Malaimarn
Perusahaan-perusahaan properti Cina, seperti Evergrande dan Country Garden, menghadapi gagal bayar dalam krisis terburuk di sektor properti sejak 2021.

Krisis properti yang membelit para pengembang raksasa di Cina semakin dalam. Yang terbaru, Country Garden Holdings China menyatakan mereka mungkin tidak dapat memenuhi seluruh kewajiban pembayaran utang luar negeri mereka sesuai jadwal maupun setelah masa tenggang diberikan. Hal ini terjadi di saat pengembang properti swasta terbesar di negara tersebut tengah berjuang dengan restrukturisasi utang.

"Ketidakmampuan untuk membayar utang luar negeri ini bisa memaksa para kreditor untuk meminta perusahaan mempercepat pembayaran utang atau melakukan tindakan lainnya untuk menagih utang," kata manajemen Country Garden dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Hong Kong seperti dikutip Reuters, pada Selasa (10/10).

Country Garden kini menghadapi ketidakpastian yang signifikan terhadap rencana penjualan aset-asetnya. Posisi kas perusahaan juga masih tertekan. Country Garden memiliki obligasi global atau obligasi yang diterbitkan di luar negeri senilai US$ 10,96 miliar dan obligasi dalam mata uang asing yang diterbitkan di Cina senilai US$ 5,81 miliar.

Perusahaan-perusahaan yang berkontribusi terhadap 40% penjualan properti Cina mengalami gagal bayar dalam krisis terburuk di sektor properti sejak 2021. Sebagian besar adalah perusahaan properti swasta. Akibatnya, banyak proyek perumahan mangkrak.

Masalah ini semakin memburuk seiring dengan menguapnya kepercayaan investor terhadap pasar perumahan dan pasar modal. Alhasil, para pengembang properti pun mengalami kekeringan likuiditas karena mereka kesulitan menerbitkan utang baru atau mencari pendanaan segar dari pasar keuangan.

Country Garden telah menunjuk Houlihan Lokey, China International Capital Corporation (CICC), dan firma hukum Sidley Austin sebagai penasihat untuk memeriksa struktur permodalan dan likuiditas perusahaan.

Analis Morningstar Jeff Zhang mengatakan penunjukan para penasihat tersebut akan menunjukkan apakah perusahaan akan bergantung pada hasil restrukturisasi utang luar negeri. Hasil yang ditunjukkan dalam dua pekan ke depan akan sangat menentukan nasib Country Garden.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...