Pasukan Israel Gerebek Rumah Sakit di Gaza, Ledakkan Gudang Obat

Tia Dwitiani Komalasari
15 November 2023, 19:48
Massa yang tergabung dalam Aksi Solidaritas Untuk Palestina melakukan aksi teatrikal saat melakukan unjuk rasa di Jakarta, Jumat (20/10/2023). Dalam unjuk rasa tersebut mereka mendesak para pimpinan Negara Arab dan Dunia untuk bersatu dan mendesak Israel
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Massa yang tergabung dalam Aksi Solidaritas Untuk Palestina melakukan aksi teatrikal saat melakukan unjuk rasa di Jakarta, Jumat (20/10/2023). Dalam unjuk rasa tersebut mereka mendesak para pimpinan Negara Arab dan Dunia untuk bersatu dan mendesak Israel segera menghentikan kekejaman terhadap warga Palestina.

Pasukan militer Israel menggerebek Rumah Sakit al-Shifa di Gaza pada Rabu (15/11). Selain merawat pasien, rumah sakit terbesar di Gaza  tersebut merupakan tempat ribuan warga Palestina mengungsi.

Lusinan tentara Israel memasuki fasilitas tersebut sementara tank-tank ditempatkan di halaman kompleks medis. Militer Israel mengatakan pada Rabu pagi bahwa mereka melakukan “operasi melawan Hamas di daerah tertentu” di al-Shifa. Mereka menyebut serangan itu sebagai "operasi yang ditargetkan” yang berdasarkan pada informasi intelijen Israel dan Amerika Serikat.

Dikutip dari Al Jazeera, Israel menuduh kelompok Hamas menggunakan rumah sakit tersebut sebagai basisnya. Tuduhan itu ditolak oleh Hamas. Hingga saat ini, Israel belum menghasilkan bukti untuk mendukung pernyataannya.

Direktur umum rumah sakit di Jalur Gaza, Munir al-Bursh, mengatakan bahwa pasukan Israel menggeledah ruang bawah tanah al-Shifa dan memasuki gedung bedah dan darurat di dalam kompleks tersebut.

Menurut sumber di dalam al-Shifa, tentara Israel menggunakan pengeras suara dan memerintahkan para pemuda untuk menyerahkan diri. Sekitar 30 orang dilaporkan dibawa ke halaman, ditelanjangi, ditutup matanya dan diinterogasi oleh tentara Israel. Pasukan Israel juga meledakkan gudang obat-obatan dan peralatan medis, kata sumber.

Momen Mengerikan Bagi Warga Sipil

Dr Ahmed El Mokhallalati, seorang ahli bedah di dalam fasilitas tersebut, mengatakan suara tembakan keras dan ledakan terdengar di kompleks tersebut.

“Ini adalah saat yang sangat menakutkan; ini adalah saat yang mengerikan bagi keluarga, warga sipil yang berlindung di rumah sakit bersama anak-anak mereka. Ini sangat buruk bagi staf yang merawat pasien mereka dan pasien itu sendiri,” katanya kepada Al Jazeera.

Sekitar 700 pasien masih dirawat di rumah sakit, termasuk sekitar 100 orang dalam kondisi kritis. Lebih dari 1.000 staf medis juga terjebak di lokasi, namun mereka tidak dapat merawat pasien karena kekurangan obat-obatan dan bahan bakar.

Ribuan warga sipil  juga berada di dalam Rumah Sakit al-Shifa. Mereka adalah pengungsi akibat pemboman Israel selama lima minggu di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 11.200 warga Palestina. Namun, tidak ada indikasi terdapat 200 tawanan yang disebut Israel telah dibawa Hamas pada serangan 7 Oktober 2023.

Mokhallalati menggambarkan ketakutan yang terjadi di antara staf, pasien, dan pengungsi yang terjebak di fasilitas tersebut.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...