Cerita di Balik PHK Ratusan Karyawan Supercharger Tesla

Hari Widowati
16 Mei 2024, 13:59
Ilustrasi Tesla
ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/RWA/sa.
Stasiun pengisian daya Tesla digambarkan di tempat parkir di Shanghai, Cina, Sabtu (13/3/2021).
Button AI Summarize

Sehari sebelum Elon Musk memecat seluruh karyawan divisi pengisian daya (Supercharger) kendaraan listrik di Tesla Inc, pada April lalu, Kepala Divisi Pengisian Daya Rebecca Tinucci bertemu dengan Musk.

Menurut pernyataan empat mantan staf divisi tersebut kepada Reuters, pertemuan itu seharusnya membahas masa depan jaringan pengisian daya Tesla.

Dua pekan sebelumnya, Tinucci telah memangkas sekitar 15-20% dari karyawan divisi tersebut. Dengan adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan besar-besaran itu, mereka yakin Musk akan menegaskan kembali rencana ekspansi yang masif untuk divisi pengisian daya di masa depan.

Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Musk tidak senang dengan presentasi Tinucci dan menginginkan lebih banyak PHK.

Tinucci menolak karena pemangkasan staf lebih banyak akan merusak fundamental bisnis divisi pengisian daya kendaraan listrik itu. Musk merespons dengan memecat Tinucci dan seluruh anggota timnya yang berjumlah 500 orang.

Kepergian Tinucci dan timnya telah menjungkirbalikkan jaringan yang secara luas dipandang sebagai pencapaian khas Tesla dan pendorong utama penjualan mobil listriknya. Menurut data statistik federal, Supercharger Tesla menyumbang lebih dari 60% port pengisian daya berkecepatan tinggi di AS.

Produsen kendaraan listrik itu menjadi pemenang terbesar dalam pendanaan federal sebesar US$5 miliar (Rp 80 triliun) untuk pengisi daya baru.

Laporan Reuters tentang pemecatan karyawan divisi Supercharger dan dampaknya berdasarkan pada wawancara dengan delapan mantan karyawan divisi pengisian daya, satu kontraktor, dan email Tesla yang dikirim kepada vendor luar.

Hanya Musk dan Tinucci yang berada dalam pertemuan yang dijelaskan kepada Reuters. Empat sumber yang mengetahui pertemuan tersebut menyampaikan apa yang mereka dengar dari manajer Departemen Supercharger.

Tesla, Musk dan Tinucci tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters. Terlepas dari pemecatan massal tersebut, Musk telah memposting di media sosial dan berjanji untuk terus memperluas jaringan.

Para Vendor Khawatir

Akan tetapi, tiga mantan karyawan tim pengisian daya mengatakan kepada Reuters bahwa mereka telah menerima telepon dari vendor, kontraktor, dan perusahaan listrik. Beberapa di antaranya telah menghabiskan jutaan dolar untuk peralatan dan infrastruktur untuk membantu membangun jaringan pengisian daya Tesla.

Sebuah surat yang dikirim awal bulan ini oleh manajer pasokan global Tesla kepada kontraktor dan pemasok Supercharger menginstruksikan mereka untuk menunda pembangunan proyek konstruksi yang baru saja diberikan dan menghentikan pembelian bahan.

"Saya memahami bahwa periode perubahan ini mungkin menantang, dan kesabaran itu tidak mudah ketika mengharapkan untuk dibayar," kata manajer tersebut.

Tim energi Tesla, yang menjual produk penyimpanan tenaga surya dan baterai untuk rumah dan bisnis, ditugaskan untuk mengambil alih Supercharger. "Mereka memanggil beberapa mitra untuk menutup proyek konstruksi pengisi daya yang sedang berlangsung," kata tiga mantan karyawan Tesla.

Seorang kontraktor konstruksi mengatakan bahwa staf Tesla yang menghubungi perusahaannya sejak PHK tidak tahu apa-apa. Kontraktor tersebut mengatakan bahwa dia mengharapkan proyek Supercharger memberikan sekitar 20% dari pendapatannya pada tahun 2024. Namun, kontraktor itu berencana melakukan diversifikasi agar tidak bergantung pada Tesla.

Tinucci adalah salah satu dari sedikit eksekutif wanita Tesla yang berpangkat tinggi. Dia melapor langsung kepada Musk, setelah perusahaan itu ditinggalkan Kepala Divisi Baterai dan Energi Drew Baglino. Keempat mantan karyawan Supercharger mengatakan bahwa Baglino secara historis mengawasi departemen pengisian daya tanpa banyak keterlibatan dari Musk.

PHK tim pengisian daya menandai drama terbaru di tahun yang penuh gejolak bagi Tesla. Hal ini disebabkan Musk menghentikan atau menunda beberapa upaya inti yang dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan penjualan mobil listrik yang cepat seperti yang diharapkan para investor.

Sebagai gantinya, Musk mengatakan bahwa Tesla akan mengalihkan fokus utamanya ke mobil swakemudi. Ini merupakan sebuah bisnis yang sangat kompetitif dan berisiko yang dapat memakan waktu bertahun-tahun untuk berkembang.

Kendaraan listrik Tesla Model 3
Kendaraan listrik Tesla Model 3 (Top Gear)

Tesla Menahan Ekspansi Pengisian Daya

Dua mantan karyawan Tesla mengatakan tim energi yang ditugaskan untuk mengambil alih manajemen jaringan pengisian daya memiliki beberapa peran desain dan konstruksi yang serupa. Namun, proyek pengisian daya pada dasarnya berbeda karena berlokasi di tempat umum dan membutuhkan negosiasi ekstensif dengan perusahaan listrik, pemerintah daerah, dan pemilik tanah.

Tim energi sudah berjuang untuk mengimbangi beban kerjanya saat ini. Namun, ketika PHK terjadi pada 30 April, Musk memposting bahwa perusahaan masih berencana untuk mengembangkan jaringan Supercharger, hanya saja dengan kecepatan yang lebih lambat.

Pada Jumat (8/5), Musk memposting bahwa Tesla akan menghabiskan lebih dari US$500 juta (Rp 800 miliar) untuk memperluas jaringan Supercharger kami untuk membuat ribuan pengisi daya baru tahun ini.

Dua mantan staf Supercharger menyebut anggaran ekspansi sebesar US$500 juta itu menunjukkan pengurangan yang signifikan dari apa yang telah direncanakan oleh tim untuk tahun 2024. Namun, tetap saja hal ini merupakan tantangan yang membutuhkan ratusan karyawan.

Dalam sebuah analisis yang diberikan kepada Reuters, perusahaan riset EVAdoption memperkirakan investasi US$500 juta tahun ini akan membuat Tesla membangun 77% lebih sedikit port pengisian daya per bulan dibandingkan dengan kecepatan produksi mobil listrik di AS hingga April.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...