5 Fakta WNI Ditembak di Malaysia: DPR Minta Transparansi, Bentuk Tim Investigasi

Ira Guslina Sufa
28 Januari 2025, 16:29
WNI
ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/aww.
Pekerja migran yang dideportasi dari Malaysia membantu rekannya yang sakit setibanya di Pelabuhan Dumai, Riau, Sabtu (26/10/2024).

Ringkasan

  • Pemerintah dan Bank Indonesia sepakat melakukan pembayaran utang
  • Utang yang dimaksud akan jatuh tempo pada 2025, dan pemerintah berencana menerbitkan SBN baru untuk menggantikannya dengan tenor lebih panjang.
  • BI berkomitmen mengarahkan kebijakan moneter pada 2025 untuk menjaga inflasi dan stabilitas rupiah, termasuk melalui pembelian SBN dari pasar sekunder sesuai kebutuhan likuiditas.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Penembakan terhadap lima orang Warga Negara Indonesia (WNI) oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMMdi Perairan Tanjung Rhu, Malaysia pada Jumat (24/1) menjadi sorotan. Kejadian itu menyebabkan 1 orang WNI meninggal dan 4 lainnya luka-luka. . 

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, dalam keterangannya mengatakan penembakan dilakukan karena WNI tersebut diduga melakukan perlawanan saat dihentikan oleh APMM. Informasi serupa juga diungkapkan oleh Kementerian Pekerja Migran Indonesia (P2MI). 

Kecaman atas penembakan WNI juga disampaikan Koordinator Bantuan Hukum Migrant CARE Nurharsono. Dia menilai aksi penembakan tersebut secara tuntas karena pekerja migran merupakan bagian dari rakyat Indonesia yang harus dilindungi.

"Apapun alasannya penembakan terhadap pekerja migran Indonesia yang mengakibatkan luka-luka dan hilangnya nyawa merupakan pelanggaran HAM dan harus diusut tuntas,karena pekerja migran Indonesia bukanlah penjahat kriminal," kata Nurhasono. 

Menurut Nurhasono, penembakan terhadap imigran Indonesia di Malaysia bukanlah yang pertama kali terjadi. Dia menjelaskan di tahun 2012 ada lima pekerja migran Indonesia asal NTB yang tembak mati oleh polisi Diraja Malaysia karena dituduh melakukan tindak kriminal.

"Rentetan peristiwa ini semakin menegaskan bahwa Malaysia sejak dulu hingga sekarang tidak ramah bagi pekerja migran Indonesia," kata dia.

Pihaknya pun meminta pemerintah Indonesia mengusut tuntas kasus penembakan tersebut dan memberikan perlindungan penuh kepada para pekerja migran Indonesia yang masih bekerja di Malaysia.

Berikut beberapa fakta terkait peristiwa penembakan yang dialami 5 WNI

Kronologi Penembakan 

Merujuk informasi dari Kementerian P2MI, kejadian ini bermula pada pukul 03.00 waktu setempat ketika kapal yang membawa lima WNI pekerja migran tanpa dokumen resmi dihentikan oleh patroli APMM. Petugas APMM yang bertugas selanjutnya menembak lantaran menyebut WNI tersebut melakukan perlawanan. 

Wakil Menteri P2MI, Christina Aryani, mengecam keras tindakan penggunaan kekuatan berlebihan oleh otoritas Malaysia. Ia meminta pemerintah Malaysia mengusut penggunaan senjata api yang mengakibatkan hilangnya nyawa dan melukai beberapa WNI

Diduga Pekerja Migran Ilegal

Kepala Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Riau Fanny Wahyu Kurniawan mengatakan Warga Negara Indonesia (WNI) yang tewas akibat penembakan oleh APMM di Malaysia diduga merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal berasal dari Provinsi Riau. 

“Korban berinisial B diduga berasal dari Riau. Namun, detail kronologisnya masih kami tunggu,” kata Fanny di Pekanbaru, Selasa (28/1). .

Selain satu orang tewas, empat korban lainnya saat ini tengah dirawat di rumah sakit di Malaysia. Berdasarkan informasi awal yang diterima, korban terdiri dari dua orang asal Riau, dua asal Sumatera Utara dan satu dari Kepulauan Riau.

Menurut Fanny, BP3MI bersama Kementerian Luar Negeri saat ini sedang berupaya meminta transparansi dari otoritas Malaysia untuk mengusut tuntas insiden tersebut. Selain meminta jenazah dikembalikan setelah proses selesai.

“Kami akan memastikan pengembalian jenazah dilakukan segera setelah proses autopsi dan administrasi selesai. Proses pemulangan diperkirakan memakan waktu dua sampai tiga hari,” ujar Fanny. 

Kirim Nota Diplomatik 

Menanggapi penembakan yang dialami WNI di Malaysia, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur yang mengirimkan nota diplomatik kepada Pemerintah Malaysia. Nota dikirimkan untuk mendorong dilakukannya penyelidikan atas insiden tersebut, termasuk kemungkinan penggunaan kekuatan secara berlebihan atau excessive use of force dalam kasus ini.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Cucun Ahmad Syamsurizal meminta pemerintah memberikan perlindungan terhadap PMI korban kasus dugaan penembakan yang saat ini masih menjalani perawatan di fasilitas kesehatan di Malaysia. Menurut Cucun, PMI yang terluka masih dalam pengawasan Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia. 

"Baik untuk mengawasi PMI yang terluka, maupun pendampingan terkait permasalahan hukum bagi mereka. PMI kita harus mendapat perlindungan dari negara,” kata Cucun di Jakarta, Selasa.

Cucun pun mengecam penembakan terhadap sejumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang dilakukan oleh otoritas Malaysia hingga menyebabkan 1 orang tewas. Dia menilai penggunaan senjata api oleh APMM tidak dapat dibenarkan dan terlalu berlebihan.

"Kalau memang harus dilakukan peringatan dan tindakan, semestinya gunakan cara-cara soft approach. Penggunaan senjata api oleh aparat kepada warga sipil sangat berlebihan,” kata Cucun. 

Desakan Pengusutan 

Adapun Wakil Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay meminta semua otoritas terkait mengusut tuntas insiden penembakan. Dia meminta agar pengusutan dilakukan secara transparan berdasarkan asas kemanusiaan dan keadilan sehingga tidak ada hal-hal yang ditutupi.

"Saya dengar, sampai hari ini pihak APMM belum memberi akses kepada aparat Indonesia untuk menjenguk para korban yang sedang dirawat. Tidak ada alasan dan keterangan yang diberikan terkait larangan itu. Semoga saja tidak ada upaya menutup-nutupi fakta atas insiden berdarah ini," ucapnya.

Dia mengatakan bahwa PAN melalui anggota DPR yang duduk di komisi terkait dipastikan akan ikut mengawasi penanganan insiden penembakan PMI tersebut. Menurut dia, insiden tersebut menjadi tugas khusus bagi Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI), yang baru saja dinaikkan status kelembagaannya sehingga saat ini memiliki kewenangan yang lebih besar.

Dia pun meminta agar pemerintah segera menemukan dan memberikan perhatian kepada keluarga korban guna memberikan informasi dan bantuan secara langsung, sembari menunggu penyelesaian kasus tersebut.

Bentuk Tim Investigasi

Sementara itu, anggota Komisi I DPR Oleh Soleh meminta pemerintah segera membentuk tim investigasi untuk mengusut tuntas penembakan terhadap pekerja migran Indonesia (PMI) di Malaysia.Dia meminta semua instansi terkait harus segera berkoordinasi dan duduk bersama untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

Menurut Oleh, Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI), Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Polri, dan TNI diminta untuk dapat bergerak bersama. Menurut dia, Kemenlu melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, Malaysia, harus meminta penjelasan kepada otoritas Malaysia terkait kasus tersebut.

"Melalui jalur diplomatik, pemerintah harus meminta Malaysia terbuka. Jangan ada yang ditutup-tutupi," ujar Oleh. 

Ia juga mengatakan bahwa pemerintah harus memberikan pendampingan hukum terhadap para korban, serta mengurus pemulangan jenazah korban ke Indonesia. Selain itu, korban yang terluka juga harus dibawa pulang ke tanah air.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...