Cina Umumkan Tarif Balasan untuk Produk Makanan dari Kanada

Ferrika Lukmana Sari
8 Maret 2025, 13:09
Cina
Vecteezy.com/Sasirin Pamai
Empat bank terbesar di Kanada menarik diri dari koalisi iklim sektor perbankan global, bergabung dengan enam bank besar di Amerika Serikat.

Ringkasan

  • Cina mengenakan tarif baru untuk produk pertanian dan makanan Kanada sebagai balasan atas bea masuk Kanada terhadap produk Cina. Tarif ini berlaku mulai 20 Maret 2025 dan menargetkan produk seperti minyak rapeseed, kacang polong, daging babi, dan perikanan.
  • Kebijakan Cina ini ditafsirkan sebagai sinyal peringatan bagi Kanada atas dukungannya terhadap kebijakan perdagangan AS. Penundaan penerapan tarif kemungkinan disebabkan Cina sedang fokus pada sengketa dagang dengan AS dan Uni Eropa.
  • Canola, komoditas ekspor penting Kanada, tidak termasuk dalam daftar tarif, mengindikasikan potensi negosiasi. Cina mungkin mempertimbangkan dinamika politik domestik Kanada menjelang pemilu.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Cina mengumumkan tarif baru senilai lebih dari US$ 2,6 miliar terhadap produk pertanian dan makanan dari Kanada pada Sabtu (8/3). Langkah ini merupakan balasan atas bea masuk yang diberlakukan Ottawa sejak Oktober lalu. Kebijakan ini semakin memperluas ketegangan perdagangan yang awalnya dipicu oleh kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Menurut Kementerian Perdagangan Cina, tarif tersebut akan berlaku mulai 20 Maret 2025. Besaran tarif mencerminkan kebijakan Kanada yang sebelumnya menetapkan bea masuk 100% dan 25% terhadap kendaraan listrik, baja, serta aluminium asal China.

Meskipun tarif ini tidak mencakup canola yang merupakan komoditas ekspor utama Kanada yang sebelumnya diperiksa Cina atas dugaan dumping. Para analis menilai Beijing masih membuka ruang negosiasi.

Sinyal Peringatan untuk Kanada

Langkah China juga dinilai sebagai peringatan bagi Kanada terkait aliansinya dengan kebijakan dagang AS. "Dengan bertindak sekarang, China mengingatkan Kanada akan konsekuensi dari berpihak terlalu erat pada kebijakan perdagangan Amerika," ujar Direktur China di Eurasia Group Dan Wang dikutip dari Reuters, Sabtu (8/3).

Menurut Wang, respons tertunda dari Cina kemungkinan disebabkan oleh keterbatasan kapasitas Kementerian Perdagangan yang sedang menangani sengketa dagang dengan AS dan Uni Eropa. "Kanada, yang menjadi prioritas lebih rendah, harus menunggu giliran," ujarnya.

Detail Tarif Baru

Berdasarkan pernyataan resmi Kementerian Perdagangan Cina, kebijakan baru ini mencakup:

  1. Tarif 100% terhadap lebih dari US$ 1 miliar impor minyak rapeseed, oil cakes, dan kacang polong dari Kanada.
  2. Tarif 25% terhadap US$ 1,6 miliar produk perikanan dan daging babi asal Kanada.

Respon Kanada dan Dampak Politik

Pemerintah Kanada belum memberikan tanggapan resmi atas kebijakan ini. Namun, Perdana Menteri Justin Trudeau sebelumnya menyatakan bahwa bea masuk yang diberlakukan Kanada bertujuan mengatasi kebijakan industri China yang dianggap sebagai produksi berlebih yang disengaja.

Trudeau menegaskan bahwa kebijakan ini mengikuti langkah AS dan Uni Eropa yang telah lebih dulu mengenakan tarif pada kendaraan listrik China.

Di sisi lain, investigasi Cina terhadap canola Kanada masih berlangsung. Analis dari JCI Rosa Wang berpendapat bahwa pengecualian canola dari daftar tarif baru ini menunjukkan gestur untuk membuka ruang negosiasi.

Cina kemungkinan mempertimbangkan faktor politik domestik Kanada. "Beijing bisa saja berharap pergantian pemerintahan di Ottawa akan membawa perubahan kebijakan yang lebih menguntungkan," ujar analis pertanian di Trivium China Even Pay. Kanada dijadwalkan menggelar pemilu nasional paling lambat 20 Oktober 2025.

Cina merupakan mitra dagang terbesar kedua bagi Kanada setelah AS. Pada 2024, Kanada mengekspor barang senilai US$ 47 miliar ke China.

Ketegangan dagang ini mengingatkan pada sengketa antara Cina dan Australia pada 2020, ketika Beijing menerapkan serangkaian tarif dan larangan terhadap ekspor Australia setelah Canberra menyerukan investigasi asal-usul COVID-19.

Cina baru mencabut sebagian besar pembatasan tersebut pada 2023, setahun setelah perubahan pemerintahan di Australia. "Saya tidak sepenuhnya memahami alasan di balik kebijakan ini," kata Pay.

Pihaknya memperkirakan Cina akan menggunakan pemilu Kanada sebagai peluang untuk mereset hubungan, seperti yang mereka lakukan dengan Australia.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Ferrika Lukmana Sari

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan