6 Minuman Khas Betawi Ini Unik dan Menyegarkan
Suku Betawi adalah kelompok etnik yang menduduki wilayah Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek). Menurut Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, nama "Betawi" berasal dari kata "Batavia", yakni nama yang diberikan oleh Belanda pada zaman penjajahan dahulu.
Berkembangnya masyarakat Betawi berdampak pada terciptanya sejumlah minuman khas Betawi yang dikonsumsi sehari-hari. Berdasarkan buku Makanan: Wujud Variasi dan Fungsinya serta Cara Penyajian pada Masyarakat DKI Jakarta, minuman khas Betawi tak lepas dari peran Jakarta sebagai tempat percampuran dari berbagai kelompok etnik di seluruh Indonesia.
Variasi minuman khas Betawi dikonsumsi sebagai asupan sehari-hari, perayaan peristiwa tertentu, serta sesuai kedudukan sosial dan ekonomi yang ada dalam masyarakat Betawi. Berikut ragam minuman khas Betawi yang menarik untuk dicoba.
1. Kopi Jahe Betawi
Bersumber dari Kebudayaan.kemdikbud.go.id, kopi jahe Betawi merupakan minuman khas Betawi sejak abad ke-18. Pada masa itu, para pedagang menggunakan perahu dan rakit untuk membawa rempah-rempah menyusuri Sungai Cisadane. Biasanya, mereka singgah di pelabuhan di pinggir Kali Angke.
Masyarakat sekitar wilayah itu sering melakukan perayaan dan memperingati hari besar dengan menyajikan berbagai makanan dan minuman, salah satunya kopi jahe. Suku Betawi menyebut kopi jahe sebagai zanzabil. Kopi jahe Betawi mengandung rempah-rempah agar tidak terlalu pahit. Bagi masyarakat Betawi keturunan Arab Pekojan, kopi jahe umumnya disajikan sebagai pelengkap hidangan nasi kebuli.
Selain itu, minuman khas Betawi ini juga sering menjadi hidangan saat acara di malam hari. Rempah-rempah yang terkandung dalam kopi jahe Betawi mampu menghangatkan tubuh ketika cuaca terasa dingin di malam hari. Sejumlah rempah-rempah yang ada dalam kopi jahe Betawi yaitu jahe merah, cengkeh, kapulaga, kayu manis, dan daun pandan. Kopi jahe Betawi disajikan dengan campuran susu kental manis dan gula pasir bagi mereka yang suka rasa manis.
2. Bir Pletok
Bir pletok mungkin menjadi minuman khas Betawi yang paling banyak dikenal. Meskipun namanya bir, minuman ini tidak mengandung alkohol. Bir pletok dibuat dengan campuran rempah-rempah sehingga aromanya semerbak.
Mulanya, minuman khas Betawi ini dikonsumsi oleh para pria untuk menghangatkan tubuh saat berkumpul bersama di malam hari. Cara membuat bir pletok dilakukan dengan mencampur dua liter air dengan setengah liter gula pasir.
Kemudian tambahkan kayu manis, jahe, serai, cengkeh, babakan secang, bunga pala, lada, cabe, jeruk purut, daun pandan, dan garam. Semua bahan dicampur lalu direbus hingga mendidih. Setelah itu, minuman khas Betawi ini disaring agar terpisah dari ampasnya. Bir pletok dapat disajikan hangat maupun dingin.
3. Es Selendang Mayang
Es selendang mayang merupakan minuman khas Betawi yang terinspirasi dari cerita rakyat. Nama selendang mayang sendiri muncul karena bentuk jajanan tersebut. Kata ‘selendang’ berasal dari warna makanan yang hijau, putih, dan merah seperti selendang penari. Sedangkan kata 'mayang' berarti kenyal dan manis.
Pada zaman dahulu, es selendang mayang dijual dengan sederhana menggunakan gerobak keliling di desa-desa. Kini, minuman khas Betawi ini mudah ditemukan di pedagang keliling maupun restoran.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat es selendang mayang yaitu tepung sagu aren, tepung beras, garam, daun pandan suji, air, gula merah, santan, daun pandan, dan garam. Rasanya manis, gurih, sedikit asin, dan semakin segar ketika diberi es batu.
4. Berem
Minuman khas Betawi ini dibuat dari tape ketan. Proses pembuatan berem dilakukan dengan memeras tape untuk diambil airnya. Tape diletakkan di dalam saringan kawat halus lalu alat pemberat digunakan untuk menekan agar keluar airnya kemudian baskom diletakkan untuk menampungnya. Lakukan proses ini hingga tape kering.
Langkah selanjutnya membuat tepung wangen dengan menumbuk wangen hingga halus lalu diayak. Tepung wangen ini dimasukkan ke dalam air tape dan diaduk hingga larut. Berem dapat dikonsumsi untuk obat kesehatan badan
5. Tuak
Tuak merupakan minuman khas Betawi yang terbuat dari lengan bunga aren yang masih kuncup. Cara membuat tuak dimulai dengan membersihkan lengan bunga aren dari sarung bunga yang menyelubunginya. Kemudian lengan bunga aren digantung menggunakan seutas tali supaya tidak patah.
Setiap pagi, lengan bunga aren itu diayun-ayun dan dipukul menggunakan kayu hingga bunganya mekar, kurang lebih sekitar 15 hari. Setelah mekar, bunga diiris tipis agar tetesan air keluar dari ujungnya. Cairan tersebut yang dinamakan tuak.
Selama satu hari, tuak ditampung menggunakan periuk tanah yang didalamnya diisi dengan tiga irisan pentil buah manggis. Setiap pagi, periuk harus diangkat dan diganti agar tuak yang tertampung di dalamnya tidak meluber. Tuak biasanya disajikan langsung atau diolah sebagai bahan baku gula aren dan cuka biang.
6. Es Doger
Es doger merupakan minuman khas Betawi dengan cita rasa manis dan segar. Menurut Menurut Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, konon, nama es doger berasal dari singkatan “dorong gerobak”, karena biasanya es doger dijajakan oleh pedagang menggunakan gerobak dorong.
Kini, penjual es doger dapat ditemukan di mana saja, mulai dari pedagang kaki lima hingga restoran. Minuman khas Betawi ini juga dikreasikan dengan bahan-bahan baru agar menambah cita rasa.
Es doger seringkali menjadi menu sajian dalam pesta-pesta perkawinan. Dalam setiap gelas, es doger berisi ketan hitam, tapai singkong, pacar cina, es puter, dan siraman susu kental manis dengan taburan kacang goreng.