Turunkan Harga, Pemerintah Buka Pintu Swasta Pasok Avtur
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bakal membuka pintu untuk perusahaan swasta menyediakan avtur mulai awal tahun depan. Ini dilakukan untuk menurunkan harga bahan bakar pesawat yang saat ini dianggap terlalu mahal.
Budi mengatakan Kementerian Perhubungan akan berkoordinasi dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Pertamina, dan maskapai penerbangan.
"Kami akan memberikan kesempatan kepada operator avtur lainnya di beberapa titik,” kata Budi dalam Rapat Kerja bersama Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (25/11).
(Baca: AKR Corporindo Mulai Jualan Avtur di Bandara Indonesia Timur)
Saat ini penyedia avtur di dalam negeri hanya dilakukan Pertamina (Persero) saja. Budi mengatakan harga avtur di Jakarta saat ini lebih tinggi sekitar 25% dibandingkan harga pasar di Singapura. Harga ini belum termasuk tambahan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 15%.
"Sedangkan di daerah (luar Jakarta) itu lebih mahal (harga avturnya)," kata Budi menegaskan.
Mahalnya harga avtur ini menjadi tambahan beban operasional maskapai penerbangan, terutama untuk penerbangan perintis. Sehingga maskapai penerbangan memilih untuk menghentikan operasional. "Ini akar masalahnya adalah tingginya harga avtur, harga tiket jadi mahal," katanya.
(Baca: Hasil Kajian Kementerian Keuangan: Pembebasan PPN Avtur Tidak Perlu)
Tidak hanya beban operasional yang melambung tinggi, beban maskapai juga diperparah tingkat keterisian penumpang yang rendah pada beberapa rute. Contohnya adalah Manado-Naha, Melangguane-Miangas, Kao-Manado, Morowali-Kendari, Manado-Morotai, dan Ampana-Palu.
Uttuk masalah ini, Kemenhub meminta pemerintah daerah untuk memberikan kepastian jumlah penumpang lewat usulan rute penerbangan perintis tahun depan dan 2021. "Artinya, Pemerintah Daerah mampu menjamin 20%-30% (jumlah penumpang) sehingga maskapai mendapatkan kepastian," kata Budi.
Saat ini PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) jadi swasta yang menyediakan avtur di Indonesia. Namun hingga Agustus lalu, lokasinya masih terbatas di Bandara Morowali, Sulawesi Tengah. AKR juga masih fokus mendistribusikan avtur di Indonesia bagian Timur meski tak menutup kemungkinan merambah wilayah lain.