Hingga September, Pertamina EP Tuntaskan Pengeboran 6 Sumur Eksplorasi
Pertamina EP merampungkan pengeboran enam sumur eksplorasi migas sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Pengeboran sumur eksplorasi dilaksanakan di sumur Belimbing Deep (Sumatera Selatan), Radiatus Madu (Sumatera Utara), Morea (Sulawesi Tengah), Randuwangi (Jawa Barat), Akasia Maju-02 (Jawa Barat), dan Marlin (Kalimantan Selatan).
Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan hanya tiga sumur yang menghasilkan sumber daya migas (dry hole), yaitu Randuwangi, Akasia Maju-02, dan Morea. "Sedangkan tiga sumur dry hole, yakni Belimbing Deep, Radiatus Madu dan Marlin," kata Nanang kepada Katadata.co.id, Jumat (25/10).
Dengan hasil tersebut, Pertamina EP bakal mengalihkan investasi untuk pengeboran sumur Radiatus Madu di Pangkalan Susu ke sumur Camelia. Sumur Camelia yang berada di wilayah kerja yang sama bakal mulai dibor pada tahun depan.
(Baca: SKK Migas Tantang Pertamina dan Medco Temukan Migas Seperti Repsol)
Nanang mengatakan pengeboran sumur eksplorasi di Pangkalan Susu Field diperlukan untuk menambah produksi migas dari lapangan tersebut. Pasalnya, Lapangan Langsa yang berdekatan dengan lapangan tersebut sudah tidak beroperasi sejak 1,5 tahun lalu akibat Floating Storage and Offloading/FSO) hampir tenggelam akibat cuaca buruk.
"Produksi minyak tinggal 500-600 bopd dan gas 4-5 mmscfd," kata Nanang.
Sebelumnya, Pertamina EP memproyeksikan sumur RDM-1 memiliki cadangan migas sebesar 22 juta barel setara minyak (MMBOE), terdiri dari 10,8 juta barel minyak dan 62,8 billion cubic feet (BCF) gas . Adapun total investasi untuk kegiatan pengeboran ini sekitar US$ 13 juta.
Adapun hingga akhir tahun ini, Pertamina EP bakal mengebor dua sumur eksplorasi di sumur Tulip Jingga yang berada di Jambi dan Akasia Besar-03 yang berlokasi di Jawa Barat. Untuk tahun depan, Nanang menyebut perusahaan bakal mengebor 10 sumur eksplorasi.
(Baca: Hingga September, Lifting Migas Hanya Capai 89% dari Target APBN)
Berdasarkan data BP, cadangan minyak terbukti Indonesia menunjukkan tren penurunan dari tahun ke tahun. Pada 1980, cadangan minyak Indonesia mencapai 11,6 miliar barel namun pada 2017 tinggal 3,17 miliar barel. Angka tersebut di bawah Malaysia (3,6 miliar barel) maupun Vietnam (4,4 miliar barel).
Turunnya cadangan minyak tersebut salah satunya disebabkan oleh berkurangnya aktivitas eksplorasi , baik untuk offshore maupun onshore. Pada 2011, realisasi pengeboran sebanyak 79 sumur, namun pada 2017 tinggal 48 sumur. Investasi di sektor migas membutuhkan dana yang sangat besar, terlebih lagi cadangan minyak nasional berada di lautan menjadi kendala eksplorasi. Berikut grafik Databoks terkait cadangan migas terbukti :