Profil Nadiem Makarim, Pendiri Gojek Yang Jadi Calon Menteri Jokowi
Menjelang pengumuman kabinet kerja jilid II, Nadiem Makarim dipanggil Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Istana. Berkemeja putih dengan celana hitam, Nadiem disebut bakal masuk dalam bursa menteri kabinet Jokowi untuk periode 2019-2024.
Untuk itu, Nadiem pun meninggalkan jabatannya sebagai CEO Gojek. “Terhitung hari ini, (saya) sudah sama sekali tidak ada posisi maupun kewenangan, atau kekuasaan apapun di dalam Gojek,” kata Nadiem yang juga salah satu pendiri Gojek, Senin (21/10).
Selain dikenal sebagai CEO dan founder Gojek, siapakah Nadiem Makarim?
Nadiem berasal dari keluarga terpandang. Ayahnya, Nono Anwar Makarim adalah seorang aktivis dan pengacara terkemuka keturunan Minang dan Arab. Nono juga merupakan salah satu tokoh senior yang diundang Jokowi ke Istana untuk membahas kemungkinan penerbitan Perppu KPK, 26 September 2019 lalu.
(Baca: Nadiem Masuk Kabinet Baru Jokowi, Gojek Tunjuk Penggantinya)
Nadiem pun mendapatkan pendidikan yang baik. Masa remajanya dihabiskan sembari menempuh pendidikan menengah di Singapura, lalu New York, Amerika Serikat (AS).
Ia kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di universitas-universitas Ivy Leage di AS. Pertama, ia masuk ke Brown University, sebuah kampus di Rhode Island, Amerika Serikat. Dari situ, ia melanjutkan kuliah pasca sarjana di Harvard Business School dan meraih gelar Master of Business Administration.
Nadiem memulai karirnya pada tahun 2006 sebagai konsultan manajemen di McKinsey & Company. Ia kemudian menjadi pengusaha dengan turut mendirikan Zalora Indonesia. Di perusahaan tersebut ia juga menjabat sebagai Managing Editor.
Setelah keluar dari Zalora, ia kemudian menjabat sebagai Chief Innovation Officer (CIO) Kartuku, sebelum akhirnya fokus mengembangkan Gojek yang telah ia rintis sejak tahun 2011.
(Baca: Nadiem ke Istana, Asosiasi E-commerce Berharap ‘Bakar Uang’ Diatur)
Suami Franka Franklin ini mengaku memang gemar menggunakan layanan ojek untuk menembus kemacetan Jakarta. Kemudian, terbersit di pikirannya untuk menghibungkan penumpang dan tukang ojek dengan aplikasi smartphone. Aplikasi Gojek kemudian lahir pada awal tahun 2015.
Menggabungkan layanan transportasi online dengan jasa pembayaran dengan GoPay, jasa pesan antar makanan (Go-Food) dan berbagai fitur lainnya, valuasi Gojek kini telah melampaui US$ 10 miliar. Decacorn pertama Indonesia itu kini juga beroperasi di Thailand, Vietnam, Malaysia dan Singapura.
Keberhasilan Gojek membuat Nadiem disebut-sebut salah satu orang terkaya di Indonesia. Menurut laporan Globe Asia pada pertengahan tahun lalu, kekayaannya disebut telah melampaui US$ 100 juta. Hal itu membuatnya berada di urutan 150 dalam daftar tokoh-tokoh terkaya di Indonesia.