Tensi Timur Tengah Memanas, Harga Minyak Hari Ini Naik Lebih dari 1%
Harga minyak dunia kembali mencatatkan kenaikan pada perdagangan Senin (23/9). Kenaikan harga minyak masih dipengaruhi oleh memanasnya kondisi geopolitik di Timur Tengah pascaserangan pesawat tanpa awak atau drone ke fasilitas minyak milik perusahaan energi Arab Saudi, Saudi Aramco.
Mengutip Reuters, harga minyak berjangka jenis Brent naik US$ 75 sen menjadi US$ 65,10 atau naik 1,28% pada pukul 08.50 WIB hari ini. Sedangkan harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) naik ke angka US$ 58,84 barel. Selama sepekan terakhir, harga minyak jenis Brent tercatat naik 6,7%, sedangkan WTI naik 5,9%, terbesar sejak Juni 2019.
Seperti diketahui, serangan drone ke fasilitas minyak Saudi Aramco pada akhir pekan lalu melenyapkan lebih dari setengah kapasitas produksi minyak mentah Arab Saudi. Ketegangan semakin meningkat saat Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi menuding Iran sebagai dalang dibalik serangan tersebut.
Bahkan AS telah meningkatkan sanksinya terhadap Iran ke level yang tertinggi menyusul serangan ke fasilitas minyak terbesar di dunia tersebut. Sanksi tersebut dijatuhkan terhadap bank sentral Iran, yang merupakan sanksi terberat yang pernah dijatuhkan AS kepada suatu negara.
(Baca: Trump Sanksi Bank Sentral Iran usai Serangan Kilang Minyak Saudi)
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menjelaskan bahwa bank sentral adalah sumber dana terakhir Iran. Saat ini, AS telah memotong seluruh sumber dana ke negara tersebut. Sanksi tersebut akan mempengaruhi bank sentral Iran, Dana Pembangunan Nasional Iran, dan perusahaan lain yang berbasis negara itu.
"Tindakan Departemen Keuangan menargetkan mekanisme pendanaan penting yang digunakan rezim Iran untuk mendukung jaringan terorisnya, termasuk Pasukan Qods, Hizbullah, dan gerilyawan lain yang menyebarkan teror dan mengacaukan kawasan itu," kata Mnuchin dalam sebuah pernyataan dilansir dari CNBC.
Koalisi yang dipimpin Arab Saudi pun pada Jumat lalu telah melancarkan operasi militer di utara kota pelabuhan Hodeidah, Yaman. Sedangkan AS bekerja sama dengan negara-negara Timur Tengah dan Eropa membangun koalisi untuk mencegah ancaman Iran.
Saudi Aramco telah menunda pengiriman minyak mentah dan produk minyak kepada pelanggan beberapa hari setelah serangan tersebut mengurangi produksi minyak ringannya dan menyebabkan penurunan produksi di kilangnya.
(Baca: Persediaan Minyak AS Naik, Harga Minyak Turun ke US$ 58,1 per Barel)
Sementara kerusakan lapangan Khurais dan fasilitas pemrosesan minyak Abqaiq, Saudi Aramco mengatakan pihaknya sedang mengirim peralatan dari AS dan Eropa untuk membangun kembali fasilitas yang rusak. Ia juga mengatakan bahwa lapangan Abqaiq diharapkan akan kembali memiliki kapasitas penuh pada akhir September.