Pos Baru Kabinet Jokowi, Kementerian Ekspor Digabung Luar Negeri
Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) sudah merampungkan penyusunan kabinet periode 2019-2024. Jokowi akan mengubah beberapa pos kementerian yang disesuaikan dengan kebutuhan pemerintahan.
Dia menyebutkan pos baru yang akan dibentuk di kabinet mendatang yakni Kementerian Investasi dan Kementerian Ekspor. Dua kementerian tersebut diperlukan karena pemerintah akan serius meningkatkan investasi dan ekspor untuk menekan defisit neraca perdagangan yang menjadi momok persoalan negeri.
"Semula ada kementerian ekspor tapi kemudian dalam prosesnya kemungkinan akan digabungkan menjadi Kementerian Luar Negeri dan Ekspor," kata Jokowi dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi berbagai media massa di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (14/8).
(Baca: Jokowi Rampungkan Penyusunan Kabinet, Mayoritas dari Kalangan Profesional)
Selain menggabungkan Kementerian Luar Negeri dan Ekspor, Jokowi rencana memerger Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Ekonomi Digital.
Penggabungan dua kementerian menjadi satu, kata Jokowi, telah diterapkan di negara lain, Di antaranya Inggris yang menggabungkan Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Ekonomi Digital.
Dia juga mempertimbangkan membuat pos baru Kementerian BUMN apabila proses semua BUMN bergabung ke dalam superholding. "Tapi ini masih dipertimbangkan karena tidak sesuai zaman lagi konsep superholding seperti Temasek dan Khazanah," kata dia.
Selain membuat pos baru, Jokowi bakal memasang target yang berbeda kepada menteri di kabinet mendatang. Dia akan meminta para menteri fokus mengejar 2-3 poin pencapaian. Misalnya Menteri ESDM dalam lima tahun ke depan harus menyelesaikan proyek kilang.
"Kabinet baru ini akan bagus dan yahud," kata dia. (Baca: Wajah Baru Kabinet Jokowi: Menteri Usia di Bawah 30 Tahun)
Untuk menambah kesegaran kabinet, Jokowi mengatakan akan merekrut sosok muda yang berusia di bawa 30 tahun dan di bawah 35 tahun.
Jokowi mengatakan para menteri kabinet akan didominasi dari kalangan profesional dengan komposisi sebanyak 55%. "Sebanyak 45% merupakan usulan dari partai politik," kata Jokowi.
Jokowi menyatakan penyusunan kabinet ini telah dibahas dengan partai politik koalisi. Dia rencananya akan mengumumkan dalam waktu dekat, sebelum pelantikan Jokowi dan Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden pada Oktober.
(Baca: “Saya Butuh Menteri Eksekutor”)