Perang Dagang Sengit, Jokowi Minta Pengusaha Jeli Lihat Peluang Ekspor
Perang dagang Amerika Serikat (AS) - Tiongkok terus bergulir. Presiden Joko Widodo meminta para pengusaha tak menganggap perang dagang antarkedua negara sebagai masalah besar, melainkan sebagai peluang untuk menggenjot ekspor.
Pesan ini disampaikan Jokowi saat bertemu dengan para pengusaha dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (12/6). "Menurut saya ada sebuah peluang, ada sebuah opportunity yang bisa kita ambil dari ramainya perang dagang ini," kata dia.
Ia mengatakan, ketegangan hubungan dagang itu dapat membuat AS dan Tiongkok mengurangi impor produk dari masing-masing negara. Alhasil, potensi produk Indonesia masuk ke pasar di kedua negara tersebut menjadi lebih besar. Untuk itu, Jokowi meminta agar para pengusaha meningkatkan kapasitas produksi mereka.
(Baca: Imbas Perang Dagang, Pemerintah Siapkan 12 Perjanjian Dagang Bilateral)
Menurut dia, salah satu produk yang bisa ditingkatkan produksi dan kapasitas ekspornya adalah tekstil. Produk tersebut banyak dibutuhkan di AS dan biasanya dipasok dari Tiongkok. Dengan adanya perang dagang, otomatis pasokan dari Tiongkok akan berkurang. "Sekarang karena mereka baru ramai ya bisa kita isi," kata Jokowi.
Selain tekstil, produk lainnya yang potensial yaitu elektronik dan furnitur. Menurut Jokowi, Tiongkok merupakan pemasok 50% produk tersebut di AS. "Saya kira peluang-peluang seperti ini yang secara detil harus kita lihat dan manfaatkan sebesar-besarnya untuk meningkatkan ekspor kita," kata dia.
(Baca: Pemasok Huawei, Samsung Hadapi Dilema Tekanan dari AS dan Tiongkok)
Dalam kesempatan itu, Jokowi pun menyampaikan harapannya agar para pengusaha dapat kembali berkonsentrasi pada kerja perusahaan masing-masing. Sebab, gelaran Pemilu yang selama ini menjadi kekhawatiran para pengusaha sudah selesai.
"Kita berharap kita fokus lagi, konsentrasi lagi pada urusan-urusan ekonomi dan terutama karena perang dagangnya semakin sengit," kata dia.
Tampak hadir dalam pertemuan ini di antaranya Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana, Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani, dan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Bahlil Lahadalia.