Bappenas Nilai Pemindahan Ibu Kota Tak Ganggu Ekonomi Jakarta
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro menilai pemindahan ibu kota tidak akan mengganggu perekonomian Jakarta. Sebab, pertumbuhan ekonomi Jakarta akan didorong oleh sektor swasta.
Terlebih lagi, penduduk Jakarta yang pindah ke ibu kota baru nantinya diperkirakan hanya sekitar 1 juta penduduk. Ini artinya, jumlah penduduk yang pindah diperkirakan mencapai 9,6% dari total penduduk Jakarta yang mencapai sebanyak 10,37 juta orang pada 2017.
Namun Bambang mengatakan, jumlah penduduk Jabodetabek yang mencapai 25 juta orang akan menggerakkan perekonomian jakarta tetap tinggi. "Pertumbuhan ekonomi Jakarta akan tetap digerakkan oleh sektor swasta dan penduduk yang pindah, katakan hanya 1 juta orang," kata dia dalam diskusi pemindahan ibu kota di Sekretariat Negara, Jakarta, Senin (13/5).
(Baca: Pakai Skema Cepat, Pusat Pemerintahan Pindah Mulai 2024)
Selain itu, kontribusi pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi regional Jakarta relatif tidak besar, yaitu hanya 20% sementara kontribusi swasta mencapai 80%. Selain itu, pemerintahan Jakarta akan tetap berada di Jakarta, yang pindah hanya pemerintah pusat saja.
Kemudian, pusat keuangan, pusat perdagangan dan jasa akan tetap berada di Jakarta. Pemerintah juga akan mendorong sektor-sektor tersebut agar dapat bersaing dengan kota-kota lainnya di Asia Tenggara seperti Kuala Lumpur, Bangkok, Manila, dan Singapura.
Dengan adanya pemindahan ibu kota, pertumbuhan ekonomi diperkirakan lebih merata, baik di wilayah ibu kota baru dan pulau ibu kota baru tersebut. Selain itu, pusat pertumbuhan baru di luar Jawa akan semakin berkembang. "Jadi dampak ke pertumbuhan secara nasional tidak banyak, tapi lebih ke pemerataan," kata Bambang.
(Baca: Wacana Pemindahan Ibu Kota, Pencarian Properti Palangkaraya Melonjak)
Ia pun berharap, Indonesia dapat menjadi negara dengan ekonomi terbesar kelima di dunia pada 2045. Ini dilakukan dengan mendorong pertumbuhan ekonomi Jakarta seiring dengan ukuran ekonominya yang berpotensi untuk terus berkembang.
Sebagai informasi, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2018 produk domestik regional bruto (PDRB) DKI Jakarta pada 2018 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 2.599,17 triliun, dengan PDRB per kapita mencapai Rp 248,31 juta. PDRB DKI Jakarta tersebut tumbuh 6,17% secara tahunan, melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan setahun sebelumnya yang mencapai 6,22% namun masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional 2018 sebesar 5,17%.