Hingga 3 Mei, KPU Temukan 224 Kesalahan Entri Data dalam Situng
Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat telah terjadi 224 kesalahan entri data dalam Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) KPU hingga Jumat (3/5). Kesalahan tersebut berupa ketidakcocokan antara data yang tercatat dalam Situng KPU dan hasil pindai formulir C1.
Dari jumlah tersebut, ada 19 kesalahan entri data yang membuat suara pasangan calon (paslon) nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin berkurang. Sebanyak 56 kesalahan entri data membuat suara paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berkurang.
Tak hanya membuat suara dua paslon berkurang, kesalahan entri pada Situng KPU juga membuat suara kedua paslon bertambah. KPU mencatat ada 43 kesalahan entri data membuat suara Jokowi-Ma'ruf bertambah dan 28 kesalahan entri data yang membuat suara Prabowo-Sandiaga bertambah.
Setelah itu, ditemukan adanya 10 kesalahan entri data yang membuat suara dua paslon berkurang Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga berkurang, serta ada 12 kesalahan entri data membuat suara Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga bertambah.
Kemudian, ditemukan ada 38 kesalahan entri data yang membuat suara Jokowi-Ma'ruf bertambah dan suara Prabowo-Sandiaga berkurang. Terakhir, ditemukan 18 kesalahan entri data yang membuat suara Jokowi-Ma'ruf berurang dan suara Prabowo-Sandiaga bertambah.
(Baca: Tuding Bermasalah, Fadli Zon Minta Situng KPU Dihentikan)
Dari 224 kesalahan entri data tersebut, KPU telah memperbaiki 200 kesalahan. Sebanyak 24 kesalahan saat ini masih dalam proses perbaikan.
Angka kesalahan entri data yang dihimpun KPU ini jauh lebih sedikit dibanding yang ditudingkan kubu Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga.
Sebelumnya, BPN mengklaim menemukan kesalahan input data di 73.715 TPS dari total TPS yang diambil sampel sebanyak 477.021. Sementara, laporan kesalahan entri yang ditemukan KPU sebanyak 224 kesalahan ini berasal dari 813.350 TPS.
Koordinator Relawan IT BPN Musthofa Nahrawardaya memaparkan, ada lima provinsi dengan temuan kesalahan input data terbanyak, yakni Jawa Tengah sebanyak 7.666 TPS, Jawa Timur 5.826 TPS, Sumatera Utara 4.327 TPS, Sumatera Selatan 3.296 TPS dan Sulawesi Selatan 3.219 TPS.
"Semalam kami finalisasi dan kami temukan dari 477.021 TPS, terdapat indikasi kecurangan pada 73.715 TPS. Jumlah ini ekuivalen dengan 15,45% suara, jadi cukup banyak," kata Musthofa.