Adu Kuat Dukungan Pengusaha di Kubu Jokowi dan Prabowo Jelang Pilpres
Dua kandidat dalam Pilpres 2019, Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saling beradu kekuatan dukungan dari pengusaha. Pada Kamis (22/3) malam, masing-masing kandidat tersebut bahkan mendapatkan deklarasi dukungan secara terbuka dari para pengusaha.
Sebanyak 10 ribu pengusaha yang tergabung dalam Pengusaha Pekerja Jokowi (Kerjo) mendeklarasikan dukungannya kepada pasangan calon nomor urut 01 di Istora, Gelora Bung Karno, Jakarta.
Dalam acara tersebut, hadir pengusaha-pengusaha besar, seperti Erick Thohir, Bahlil Lahadalia, Sofjan Wanandi, Arifin Panigoro, Boy Thohir, Bobby Gafur Umar, Rosan Roeslani. Kemudian, Ali Markus, Anindya Bakrie, Haryadi Sukamdani, Sinta Kamdani, Karaniya Dharmasaputra.
(Baca: Litbang Kompas: Selisih Elektabilitas Jokowi dan Prabowo Hanya 11,8%)
Sofjan sebagai Penasehat Kerjo mengatakan, dukungan kepada Jokowi-Ma'ruf diberikan karena melihat keduanya sebagai pemimpin terbaik untuk dipilih dalam Pilpres 2019. Sofjan mengatakan para pengusaha telah mengetahui rekam jejak Jokowi dalam mengelola ekonomi Indonesia.
Menurut Sofjan, Jokowi telah memberikan kesinambungan dan kepastian arah politik serta ekonomi bagi para pengusaha. "Kami sudah tahu apa yang dilakukan Jokowi. Sedangkan yang di sebelah kami enggak tahu," kata Sofjan.
Di tempat terpisah, sebanyak seribu pengusaha yang tergabung dalam Aliansi Pengusaha Nasional mendeklarasikan dukungannya terhadap Prabowo-Sandiaga. Beberapa pengusaha yang tergabung dalam Aliansi Pengusaha Nasional, seperti Erwin Aksa, Abdul Latief, Chandra Tirta Wijaya, Anggawira, Wisnu Wardhana, Rico Rustombi, dan Maher Algadri.
(Baca: Keluhkan Bisnis Lesu, 1.000 Pengusaha Deklarasi Dukungan ke Prabowo)
Erwin yang sebelumnya bergabung dengan Tim Kampanye Jokowi mengatakan, salah satu alasan pemberian dukungan kepada Prabowo-Sandiaga karena kondisi bisnis yang lesu. Banyak usaha yang omzetnya menurun dalam 4,5 tahun terakhir. Pusat-pusat perbelanjaan pun semakin sepi saat ini. Toko-toko retail juga banyak yang tutup.
Selain itu, dia menyebut soal sulitnya membuka lapangan pekerjaan. "Tidak ada satu pun teman-teman yang saya tanyakan usahanya baik, usahanya tumbuh," kata Erwin di Djakarta Theater XXI, Jakarta, Kamis (21/3). Jika Prabowo-Sandiaga terpilih dalam Pilpres 2019, dia berharap kegiatan usaha dapat berkembang.
(Baca: Berlabuhnya Politikus Golkar Erwin Aksa ke Prabowo-Sandi)
Efek Dukungan Pengusaha Terhadap Elektabilitas Jokowi dan Prabowo
Masing-masing pihak mengklaim deklarasi dukungan dari pengusaha ini akan mampu menambah elektabilitas mereka untuk Pilpres 2019. Meski demikian, Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya tak sependapat dengan klaim tersebut.
Menurut Yunarto, deklarasi dukungan dari pengusaha tak akan signifikan memberikan efek elektoral kepada Jokowi-Ma'ruf maupun Prabowo-Sandiaga. "Efeknya hanya ingin memperkuat posisi secara psikologis, tapi tidak langsung memiliki efek secara elektoral," kata Yunarto ketika dihubungi Katadata.co.id, Jumat (22/3).
(Baca: Temui Ribuan Pengusaha Kakap, Jokowi Janji Ringankan Pajak Korporasi)
Yunarto mengatakan, dukungan dari para pengusaha akan berdampak secara elektoral jika mereka benar-benar bergerak secara politik menggalang suara masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun jaringan yang mereka untuk mendukung pasangan calon tertentu.
"Pengusaha itu nilai elektoralnya tidak satu. Mereka punya karyawan, manajer, klien. Itu yang sebenarnya bisa diharapkan," kata Yunarto.
Hal senada disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin. Ujang menilai deklarasi hanya untuk menunjukkan bahwa masing-masing kandidat didukung oleh pengusaha.
(Baca: Riset Nielsen: Rating Tertinggi Debat Pilpres saat Jokowi vs Prabowo)
Deklarasi dukungan pengusaha tak akan mampu menggalang dukungan dari masyarakat. "Dugaan saya tidak akan mempengaruhi elektabilitas, karena masyarakat masa bodoh terkait dukungan dari pengusaha," kata Ujang.
Ujang menilai dukungan para pengusaha baru dapat berdampak secara elektoral melalui sumbangan logistik kampanye yang diberikan. Semakin banyak pengusaha yang mendukung, kian banyak pula sumbangan logistik kampanye yang diberikan.
Menurutnya, sumbangan logistik kampanye diperlukan untuk menambah tenaga mesin partai dan relawan. Alhasil, partai dan relawan memiliki tenaga lebih dalam menggalang dukungan masyarakat akar rumput.
"Perang itu kan butuh logistik. Kalau tidak ada logistik, tidak akan berjalan perang itu," kata Ujang.