Cadangan Gas Bumi Berkurang 7 Triliun Kaki Kubik Sepanjang 2017-2018
Cadangan gas alam cair (LNG) Indonesia berkurang 5% dalam dua tahun terakhir. Kegiatan eksplorasi untuk menemukan sumber gas baru sangat diperlukan untuk kembali meningkatkan cadangan gas nasional.
"Total cadangan gas Indonesia (hingga 2018) sebanyak 135,55 TSCF (triliun kaki kubik)," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto di Jakarta, Selasa (5/3). Rinciannya, cadangan terbukti (P1) sebesar 99,06 TSCF, cadangan potensial (P2) 21,26 TSCF dan cadangan yang mungkin (P3) 18,23 TSCF.
(Baca: Cadangan Gas Bumi Terancam Habis 43 Tahun Lagi)
Volume cadangan gas ini lebih rendah dibandingkan dua tahun lalu. Berdasarkan data Kementerian ESDM dalam buku “Neraca Gas 2018-2027”, total cadangan gas pada 1 Januari 2017 mencapai 142,72 TSCF. Artinya, dalam dua tahun terakhir cadangan gas berkurang sebesar 7 TSCF.
Dalam buku tersebut dijelaskan rata-rata tingkat pemanfaatan gas bumi sepanjang 2012-2017 sebesar 2,9 TSCF per tahun. Mengacu data ini, jika tidak ada penambahan sumber gas baru, cadangannya akan habis dalam 49 tahun. Sementara realisasinya dalam dua tahun ini rata-rata pemanfaatan gas sudah mencapai 3,5 TSCF per tahun.
Meski begitu, Djoko mengatakan potensi cadangan gas nasional masih besar. "Perlu kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengolah potensi tersebut, salah satunya mendatangkan investor," ujarnya.
Djoko memaparkan data cadangan migas terbukti di daerah Aceh sebesar 0,89 TSCF dan 0,40 TSCF di Sumatera Utara. Sumatera bagian tengah memiliki cadangan terbukti sebesar 1,84 TSCF dan Sumatera Selatan 6,65 TSCF. (Baca: SKK Migas Ungkap Temuan Cadangan Gas Besar di Blok Sakakemang)
Cadangan gas terbesar berada di Natuna sebesar 46,96 TSCF. Kemudian di Jawa Barat 2,89 TSCF dan di Jawa Timur sebesar 2,98 TSCF. Di Kalimantan sebesar 5,41 TSCF, Sulawesi 1,78 TSCF, Maluku 11,93 TSCF, dan Papua 14,33 TSCF.
Dalam buku Neraca Gas 2018-2027, ada beberapa tantangan dan kendala yang dihadapi dalam mencari cadangan gas ini. Temuan-temuan cadangan tersebut terletak di beberapa lapangan yang marjinal dan laut dalam yang sulit dijangkau.
Sementara, mayoritas pengguna gas bumi berada di kawasan Indonesia Bagian Barat. Menimbang kondisi geografi Indonesia yang berbentuk kepulauan, membuat biaya dan metode distribusi gas bumi tinggi.
