Timah Targetkan Ekspor 60 Ribu Ton Bijih Timah Tahun Ini
PT Timah Tbk. menargetkan ekspor komoditas bijih timah sebesar 60 ribu ton tahun ini atau sekitar lima ribu ton setiap bulannya.
Direktur Keuangan PT Timah Emil Ermindra menjelaskan berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2019, sebenarnya angka yang disetujui 38 ribu metrik ton, atau meningkat 20% dibandingkan tahun lalu. Namun, pihaknya berupaya meningkatkan ekspor untuk membangun perekonomian dalam negeri.
"Hal ini penting buat kami sebagai BUMN yang salah satu peranannya adalah sebagai agen pembangunan," kata dia, kepada Katadata.co.id, Jumat (1/3).
Perusahaan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini sebesar Rp 2,588 triliun. Nilai tersebut terdiri dari modal belanja perusahaan induk sebesar Rp 2,023 triliun dan anak usahanya senilai Rp 565 miliar.
Total capex tahun ini 0,1% lebih kecil dibandingkan tahun lalu yaitu sebesar Rp 2,6 triliun. Nilai tersebut terdiri dari capex untuk perusahaan induk sebesar Rp 2,3 triliun dan Rp 300 miliar untuk anak perusahaan.
Emil menjelaskan perencanaan perseroan tahun ini tetap sama dengan tahun lalu, yaitu memfokuskan investasi yang berhubungan dengan pemeliharaan dan peningkatan kapasitas produksi.
Timah menargetkan menemukan cadangan bijih timah di wilayah tambang Nigeria hingga 15 ribu ton per tahun. Target itu bisa tercapai dengan melakukan eksplorasi.
Untuk mendukung kegiatan tersebut, Timah juga membangun pabrik pengolahan dan pemurnian konsentrat (smelter) di Nigeria. Studi kelayakan (feasibility study) sudah dilakukan dan siap memasuki tahap konstruksi.
Pada 2017, Timah menerbitkan obligasi dan sukuk ijarah senilai Rp 1,5 triliun. Sebesar 70% dari dana tersebut belanja modal, termasuk kegiatan eksplorasi dan pembukaan tambang besar.
(Baca: PT Timah Terbitkan Obligasi dan Sukuk Ijarah Senilai Rp 1,5 Triliun)
(Baca: Garap Bisnis Properti, PT Timah Incar Pendapatan Rp 200 Miliar)
Di tahun yang sama, perusahaan juga mengembangkan bisnisnya di sektor properti, melalui anak usaha, PT Timah Karya Properti Persada. Proyek pertamanya berada di lahan seluas 176 hektare di kawasan Bekasi Timur, Jawa Barat.
Untuk tahap awal, perusahaan membangun 15 hektare terlebih dulu, terdiri dari tiga cluster rumah tapak sejumlah 670 unit. Target pendapatan dari proyek ini mencapai Rp 200 miliar