Bangun 5 Juta Jaringan Gas, PGN Siapkan Rp 12,5 Triliun
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. menargetkan bisa membangun 4,7 juta - 5 juta jaringan pipa gas (jargas) yang tersambung di kota besar di Indonesia hingga 2025. Ini berdasarkan target yang ditetapkan oleh Dewan Energi Nasional (DEN) dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
Direktur Utama PGN Gigih Prakoso mengatakan untuk membangun 5 juta jaringan gas dibutuhkan dana sebesar Rp 12,5 triliun. Sumber dananya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan kerja sama dengan perusahaan lain. "Penugasan itu sifatnya global. Biayanya kombinasi bisa dari APBN dan Non APBN," kata Gigih, di Jakarta, Selasa (12/4).
Adapun, tahun ini ditargetkan akan dibangun 800 ribu jargas. Untuk 70 ribu jargas akan dibangun menggunakan APBN sedangkan sisanya menggunakan dana internal perusahaan. Saat ini pihaknya masih melakukan studi desain awal (Study Basic Engineering Design). Setelah itu, penentuan lokasi pembangunan jargas yang juga akan disampaikan kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
(Baca: Tekan Impor, Pemerintah Dorong Percepatan Pembangunan Jaringan Gas)
Tahun ini PGN juga telah menargetkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 400 juta. Anggaran capex ini tidak termasuk dana yang dibutuhkan untuk proyek pembangunan jargas. Meski begitu, capex tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mencapai US$ 500 juta.
Gigih menjelaskan penurunan anggaran belanja modal ini disebabkan sebagian besar pembangunan pipa gas sudah dilakukan pada tahun lalu. Jadi, tahun ini hanya tinggal menambahkan yang belum terbangun. "Tapi, kalau yang jargas masuk, tentunya akan meningkat lagi," kata dia.
(Baca: Pemerintah Siapkan Aturan Demi Target 1 Juta Jaringan Gas)
Di luar angaran belanja modal dan proyek, tahun ini PGN juga akan melunasi pembayaran akusisi saham PT Pertamina Gas (Pertagas) pada Juni mendatang. Untuk membayar akusisi itu PGN akan mengeluarkan dana sebagian dari internal, sedangkan sisanya dari dana eksternal. Dalam kesepakatan awal, nilai akuisisi 51% saham Pertagas mencapai Rp 20,18 triliun. Pada Desember 2018 PGN telah melunasi Rp 10,09 triliun atau 50% dari total nilai akusisi.
Tahun ini PGN menargetkan perolehan laba sebesar US$ 200 juta. Ini meningkat dari tahun lalu sebesar US$ 150 juta. Gigih mengatakan target laba tahun ini lebih tinggi karena, adanya peningkatan volume gas.