Pengelola Kawasan Khusus Diminta Sediakan Teknologi Prediksi Tsunami
Bencana tsunami di Banten turut menghantam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung pada Sabtu (22/12). Untuk mengantisipasi musibah seperti ini, pemerintah akan memastikan seluruh kawasan tersebut menerapkan mitigasi bencana alam.
Selama ini, mitigasi bencana yang telah diterapkan seperti standar operasional pekerja (SOP), sumber daya manusia yang terlatih dan memahami bencana, hingga jalur evakuasi. Namun, masih ada mitigasi yang terlewatkan, yaitu sistem peringatan dini.
(Baca: Status Gunung Anak Krakatau Naik Jadi Siaga, Radius Aman 5 Kilometer)
Sekretaris Dewan Nasional KEK Enoh Suharto Pranoto menyatakan sistem tersebut juga perlu dikoordinasikan dengan semua pihak. “Kami akan meminta mereka punya teknologi baru yang bisa memprediksi kejadian bencana dan sebagainya,” kata Enoh Suharto di Kantor Koordinator Bidang Perekonomian di Jakarta, Kamis (27/12).
Menurut Enoh, Indonesia termasuk dalam wilayah lingkaran api Pasifik atau ring of fire. Oleh karena itu, mitigasi bencana harus dipersiapkan, termasuk KEK Tanjung Lesung yang terdampak tsunami akibat aktivitas Gunung Anak Krakatau.
Atas kerusakan KEK Tanjung Lesung, PT Banten West Java Tourism Development sebagai pengelola telah mengasuransikan asetnya. Adapun kerugian dari bencana tsunami di kawasan khusus ini mencapai Rp 150 miliar.
(Baca: BNPB: Tak Punya Alat Pendeteksi Tsunami, RI Andalkan Milik Negara Lain)
Dari 1.500 hektare lahan KEK Tanjung Lesung, pembangunan sudah mencapai 154 hektare. Seingatnya, ada tiga aset yang tedampak tsunami: Beach Club, Hotel Tanjung Lesung yang ada konser band saat kejadian, dan Lagoon.
Pemerintah akan membantu dari akses menuju tujuan wisata yang masuk dalam proyek “10 Bali Baru” tersebut. “Misalnya dari Pandeglang ke Tanjung Lesung, itu tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,” ujarnya.
Rencananya, ia bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution akan mengundang PT Kawasan Industri Jababeka TBK yang merupakan induk perusahaan dari PT Banten West Java Tourism Development untuk membicarakan perbaikan kawasan.