Kebohongan Ratna Sarumpaet Bakal Pangkas Elektabilitas Prabowo-Sandi

Dimas Jarot Bayu
4 Oktober 2018, 19:32
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan) saling berpegangan tangan seusai mendaftarkan dirinya di gedung KPU, Jakarta, Jumat (10/8/2018).

Kebohongan yang dilakukan aktivis Ratna Sarumpaet diprediksi berimbas kepada penurunan suara pasangan calon presiden dan wakilnya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Isu tersebut sudah mencapai skala nasional dan kerap dikaitkan dengan politik pencalonan presiden.

Selama ini, publik telah mengafiliasikan Ratna dengan kandidat nomor urut 02 tersebut. Terlebih, Prabowo juga ikut menyebarkan kebohongan Ratna ketika melakukan konferensi pers di kediamannya, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Selasa (2/10). 

“Itu otomatis akan menimbulkan kekecewaan publik dan ini akan berlangsung mungkin dalam satu bulan,” kata peneliti Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Rully Akbar di kantornya, Jakarta, Kamis (4/10). (Baca: Bohongi Prabowo, Ratna Sarumpaet Akui Hoaks soal Penganiayaan).

Menurut dia, ucapan maaf dari Prabowo serta pemberhentian Ratna dianggap belum bisa mengantisipasi dampak penurunan akibat munculnya isu tersebut. Sebab, masalah tersebut kepalang melekat di publik dan membuat mereka memiliki penilaian negatif.

Meski demikian, Rully menilai penurunan elektabilitas Prabowo-Sandiaga tak akan signifikan. Hal ini lantaran keduanya sudah memiliki basis pendukung yang loyal dan militan. “Tingkat perpindahan satu calon ke calon lain ini tidak sangat kuat karena memiliki basis masing-masing,” ujarnya.

Untuk mengantisipasi agar masalah ini tidak semakin berimbas kepada penurunan elektabilitas, Rully menyarakan Prabowo-Sandiaga menyiapkan langkah khusus. Misalnya dengan mengarahkan isu kebohongan Ratna menjadi masalah pribadi.

Prabowo-Sandiaga pun bisa mengalihkan perhatian publik dengan membuat kegiatan lain dalam Pilpres 2019. Targtenya, orang tidak banyak fokus memikirkan isu Ratna Sarumpaet. (Baca juga: Prabowo Minta Maaf dan Persilakan Aparat Usut Kebohongan Ratna).

Sebelumnya, Ratna mengakui telah merekayasa cerita bohong atau hoaks mengenai penganiayaan terhadapnya yang terjadi pada 21 September 2018. Kebohongan itu bermula setelah dia menjalani operasi penyedotan lemak di di pipi kiri dan kanan di Rumah Sakit Bedah Bina Estetika di Menteng, Jakarta.

Operasi penyedotan lemak tersebut sudah diakukan 3-4 kali di bawah penanganan dokter langganannya. Rumah sakit tersebut diketahui memiliki spesialisasi untuk memperindah kecantikan dan operasi plastik.

Selama sepekan, Ratna menyebarkan cerita bohong tentang pemukulan dirinya dan terus dia kembangkan karena digali pihak keluarga. “Cerita itu hanya berputar di keluarga saya dan hanya untuk anak saya. Tidak ada kaitannya dengan politik,” kata Ratna.

Namun, cerita bohong itu kemudian menyebar ke media sosial. Pada Selasa (2/10) kemarin beredar fotonya dalam keadaan wajah yang penuh bengkak dengan keterangan akibat pemukulan. (Baca: Heboh Kabar Penganiyaan Ratna Sarumpaet, Polisi Temukan Fakta Lain).

Ratna yang juga menjadi anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, tetap mempertahankan cerita bohong saat bertemu Prabowo. “Sebenarnya saya sudah paham bahwa cerita ini salah, tapi saya tidak mencegah mereka,” kata dia. “Saya minta maaf kepada semua pihak yang selama ini mungkin dengan keras saya kritik, dan kali ini berbalik kepada saya. Kali ini saya pencipta hoaks.”

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...