Golkar Kian Panas, Ical Waspadai Perpecahan Partai

Dimas Jarot Bayu
24 November 2017, 20:59
Golkar
ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto dan pimpinan lainnya saat pembukaan Rapimnas II di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (22/5).

Idrus pun menyampaikan, dalam putusan juga dijelaskan mengenai langkah-langkah selanjutnya atas status Novanto, baik sebagai Ketua Umum Golkar maupun Ketua DPR. Sebab, status tersebut masih menunggu adanya putusan praperadilan.

Idrus menyebut, jika gugatan praperadilan diterima, maka Novanto tetap akan menjadi Ketua Umum Golkar dan Ketua DPR. Namun jika ditolak, maka DPP akan bertemu lagi dengan Novanto untuk membahas masalah tersebut.

Ketidakpuasan atas hasil rapat pleno sebelumnya diutarakan oleh Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi. Dedi mengatakan perlu ada perubahan dalam tubuh Golkar, baik secara struktur maupun kultur dengan disertai pergantian kepemimpinan.

"Perubahan kultur Partai Golkar kembali pada khitahnya Golkar sebagai partai modern yang menjunjung tinggi mekanisme, kemudian kader-kadernya memiliki kualifikasi," kata Dedi.

(Baca: Kecewa Pleno Golkar, Organisasi Sayap Desak Munaslub Copot Setnov)

Dedi mengatakan, perubahan ini harus bisa dilakukan pada awal Desember 2017. Saat ini, Dedi mengklaim sudah banyak dorongan dari DPD I Partai Golkar untuk segera dilakukan perubahan

"Sudah lebih dari 20 yang memiliki semangat perubahan. Apakah semangata itu sudah ditumpahkan dalam bentuk ucapan, dalam bentuk tulisan, itu hal lain. Tapi spirit perubahan secara mayoritas DPD I menginginkan perubahan," kata Dedi.

Dia pun mengklaim telah mendapat dukungan dari para politisi senior Partai Golkar, seperti Jusuf Kalla, Agung Laksono, Akbar Tandjung, dan Abu Rizal Bakrie. Bahkan, Jusuf Kalla berpesan pada Dedi agar segera ada perubahan di tubuh Golkar. "Pesannya harus dilakukan perubahan itu," kata Dedi.

Hal senada diungkapkan Ketua DPD Golkar Jawa Tengah Wisnu Suhardono  yang menganggap perlu adanya pembaruan total dalam tubuh Golkar. Menurut Wisnu, Golkar saat ini harus terlepas dari adanya politik uang yang menyebabkan sulit berkembang.

Untuk itu, dia menilai perlu adanya figur baru yang mampu memimpin Golkar saat ini. Nantinya, pemimpin baru ini haruslah sosok yang tidak bergantung terhadap partai, namun menjiwai dan loyal.

"Kami harus cari pemimpin yang berkarakter, punya integritas," kata Wisnu. (Baca: Setnov Kirim Surat dari Penjara, Rapat Golkar Batal Ganti Ketua Umum)

Halaman:
Editor: Yuliawati
    Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

    Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

    Ikuti kami

    Artikel Terkait

    Video Pilihan
    Loading...