Transisi Blok Mahakam Terkendala Restu Total E&P Indonesie
Masa transisi alih kelola Blok Mahakam masih menemui beberapa kendala. PT Pertamina (Persero) sampai saat ini belum mendapatkan restu Total E&P Indonesia untuk ikut serta dalam pengelolaan blok migas tersebut sebelum kontraknya berakhir pada 2017.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan pihaknya sudah siap dalam menjalankan masa transisi. Bahkan Pertamina siap menalangi investasi untuk kegiatan operasi di Blok Mahakam. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) migas ini juga sudah menyiapkan dana sekitar US$ 2,5 miliar per tahun untuk berinvestasi di Blok Mahakam.
Talangan ini dilakukan karena Total E&P dalam dua tahun terakhir sudah mulai mengurangi investasinya. Jika tidak melakukan apa-apa, Pertamina khawatir akan mempengaruhi produksi blok tersebut setelah pengelolaannya beralih pada 2018. (Baca: Pertamina Akan Talangi Biaya Investasi 2017 Blok Mahakam)
Dengan dana investasi talangan dari Pertamina diharapkan kegiatan di Blok Mahakam masih tetap dilakukan. Sehingga penurunan produksi di blok kaya gas ini bisa diminimalkan. Paling tidak pada 2018, tingkat produksi Blok Mahakam bisa sekitar 1 miliar kaki kubik per hari (bcfd).
Masalahnya, Pertamina tidak memiliki hak untuk ikut berinvestasi sebelum kontrak tersebut berakhir. Hal ini bisa dilakukan jika telah mendapat restu dari Total E&P Indonesie. Mengingat hingga 2017, operator Blok Mahakam masih dipegang oleh Total.
"Kami menunggu niat baik Total, untuk Pertamina bisa menyiapkan investasi di 2017. Ini yang menjadi kendala alih kelola Blok Mahakam,” kata Dwi saat acara buka puasa bersama wartawan di Jakarta, Rabu (29/6).
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam sebelumnya juga mengatakan Pertamina perlu berinvestasi mulai tahun depan agar tidak terlalu membebani Total. Apalagi, setahun menjelang berakhirnya masa kontrak, perusahaan asal Perancis itu tentunya tak mau lagi menanamkan investasi baru. (Baca: Pertamina Siap Danai Pengeboran 100 Sumur di Blok Mahakam)
Menurut Syamsu, Total rata-rata mengebor sekitar 100 sumur lebih. Sementara untuk kegiatan setelah 2017, Syamsu belum bisa menyebutkan jumlah sumur yang akan dibor Pertamina. Sebab, jumlah sumur yang dibor nantinya, sangat tergantung evaluasi yang dilakukan.
“Berapapun cost-nya, kami ingin semua kegiatan itu dijalankan. Kalau perlu sekian ratus juta atau miliar (dolar Amerika Serikat) untuk investasi, kami siapkan,” ujar dia.
Kepala Bagian Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Taslim Z. Yunus mengatakan belanja modal Total E&P Indonesia tahun ini memang berkurang. Operator Blok Mahakam ini mengganggarkan belanja modal untuk 2016 sebesar US$ 1 miliar.
Jumlahnya merosot hampir 50 persen dibandingkan tahun lalu yang sebesar US$ 1,9 miliar. Sementara realisasi belanja modalnya baru mencapai US$ 300 juta pada kuartal I-2016. (Baca: SKK Migas Soroti Turunnya Investasi 22 Blok yang Mau Habis Kontrak)
SKK Migas juga mencatat adanya penurunan produksi gas di Blok Mahakam. Menurut Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi produksi blok yang berada di Kalimantan Timur ini berkurang dari 1.611 barel setara minyak per hari (bsmph) menjadi 1.572 bsmph. Penyebabnya operator blok tersebut kesulitan dalam mencari pembeli gas.