Rizal Ramli: Banyak yang Antre Kalau Inpex Kabur dari Masela

Arnold Sirait
24 Maret 2016, 18:30
No image
Menko Bidang Kemaritiman Rizal Ramli

KATADATA - Presiden Joko Widodo telah memutuskan pengembangkan Blok Masela menggunakan skema di darat (onshore). Saat ini, Inpex Masela selaku operator blok kaya gas di Laut Arafura itu masih mengkaji keputusan tersebut lantaran berbeda dengan proposal rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) yang diajukannya menggunakan skema pengolahan di laut (offshore).

Seandainya pun Inpex memutuskan hengkang dari Blok Masela, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli yakin bakal banyak pihak yang berminat mengelola blok tersebut. "Kalau (Inpex) mau kabur, wah itu banyak banget yang mengantrenya (untuk masuk Blok Masela," kata Rizal seusai bertemu dengan delegasi pemerintah Belanda di Jakarta, Kamis (24/3).

Meski begitu, Rizal tidak yakin Inpex dan Shell selaku pemilik hak partisipasi Blok Masela bakal hengkang gara-gara keputusan tersebut. Apalagi dua perusahaan energi multinasional itu sudah menghabiskan dana lebih dari US$ 2 miliar selama lima tahun untuk mengeksplorasi Blok Masela. “Mendapatkan tambang emas untuk 70 tahun masa mau kabur?”

Di sisi lain, awalnya Rizal enggan mengomentari keputusan Presiden soal pengembangan Blok Masela yang baru diumumkan Rabu lalu (23/3). Sekadar informasi, Rizal selama ini gencar mendorong pengembangan Blok Masela menggunakan skema di darat. “Jawaban saya cuma tiga kata. Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah,” katanya. Menurut dia, yang paling diuntungkan dengan keputusan pengembangan Blok Masela di darat itu adalah rakyat Indonesia. Alasannya kalau menggunakan skema di laut, negara hanya mendapat US$ 2,5 miliar per tahun dari ekspor gas.

(Baca: Kepala SKK Migas Persilakan Pertamina Masuk Blok Masela)

Sedangkan kalau memakai skema di darat, Indonesia bisa dapat banyak manfaat. Antara lain, membangun kota di Maluku seperti Kota Balikpapan di Kalimantan, membuat pabrik pupuk, dan mengembangkan industri petrokimia. “Setahun Indonesia dapat US$ 6,5 miliar,” kata Rizal.

Sementara itu, peluang PT Pertamina (Persero) turut mengelola Blok Masela mulai terbuka. Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi mengaku sudah mempertemukan Inpex Corporation dengan Pertamina pada pekan ini. Pertemuan itu merupakan langkah awal untuk membahas peluang Pertamina mendapatkan hak pengelolaan di ladang gas itu. “Sebagai awal pembicaraan apabila Pertamina masuk ke Blok Masela,” katanya dalam konferensi pers di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Kamis (23/3).

Dalam pertemuan tersebut, Amien mengungkapkan, ada dua hal yang dibicarakan. Pertama, perkenalan dari kedua belah pihak. Lalu, mereka menunjuk penanggung jawab dalam proses negosiasi. Kedua, membicarakan kemungkinan kerjasama. Di satu sisi, Pertamina berminat mendapatkan hak pengelolaan Blok Masela. Di sisi lain, Inpex membutuhkan pembeli gas dari dalam negeri.

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengakui Pertamina sangat berminat dengan ladang gas yang memiliki cadangan sekitar 10 triliun kaki kubik (tcf). Perusahaan pelat merah itu juga tidak mempersoalkan skema pengembangan blok itu. “Kami berkeinginan untuk berpartisipasi mengembangkan sumber daya alam di Masela,” kata dia kepada Katadata. (Baca: Pemerintah Minta Pertamina Gandeng Pemda Masuk ke Blok Masela)

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan potensi Blok Masela cukup bagus. Tapi keinginan tersebut masih terkendala sikap operator blok tersebut. Saat ini Inpex belum mau menjual hak pengelolaannya.

Untuk itu, Dwi berharap pemerintah pusat memberikan hak pengelolaan pemerintah daerah kepada Pertamina. “Pada dasarnya ada 10 persen bagian negara dan itu apakah (diberikan) kepada Pertamina atau BUMD, nanti kita lihat,” ujar dia saat berbincang dengan Katadata, Februari lalu. Jika akhirnya pemerintah tetap memberikan sahamnya kepada pemerintah daerah Maluku maka Pertamina akan menunggu kesempatan sampai kontrak tersebut berakhir pada 2028. (Baca: Pertamina Siapkan Dana Beli Saham Blok Masela)

Penasehat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Ronnie Higuchi Rusli juga mendukung keinginan Pertamina mendapatkan hak pengelolaan Blok Masela. Pemerintah juga tidak perlu takut jika Inpex akan hengkang karena menggunakan skema darat. “Kalau Inpex-Shell takut atau tidak mampu, berikan ke Pertamina yang bangun Onshore Liquefied Natural Gas (OLNG),” ujar dia. 

Reporter: Miftah Ardhian, Anggita Rezki Amelia, Arnold Sirait

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...