Saka Energi Lirik Saham Blok B
KATADATA - Anak perusahaan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yakni PT Saka Energi tengah melirik saham Blok B Laut Natuna Selatan milik ConocoPhillips. ConocoPhillips saat ini memang sedang melakukan pembukaan ruang data (data room) untuk blok tersebut. Ruang data ini untuk melihat apakah ada kontraktor lain yang berminat untuk membeli saham tersebut.
Direktur Operasi Saka Energi Tumbur Parlindungan mengatakan sampai saat ini keinginan Saka masih pada tahap masuk ruang data tersebut. Dia masih belum bisa memastikan apakah Saka Energi akan mengambil blok tersebut atau tidak.
“Kami cuma masuk data room, masih melihat dalamnya. Setelah intensif due diligence baru kami tahu (akan memutuskan),” kata dia kepada Katadata, Rabu (23/12). (Baca: ConocoPhilips Tengah Menakar Minat Calon Pembeli Blok B)
Vice President Development and Relations ConocoPhillips Joang Laksanto sempat mengatakan sudah ada beberapa perusahaan yang berminat memiliki saham Blok B. Namun, dia masih merahasiakan siapa saja perusahaan yang telah menyatakan minatnya.
ConocoPhillips kata dia memiliki beberapa kriteria dan syarat dalam memilih calon pembeli. Pertama, portofolio dari calon pembeli. Dia berharap calon pembeli bisa mempertahankan produksi agar tidak turun, ketika mengelola blok tersebut. Kedua, calon pembeli tersebut harus yang benar-benar memperhatikan nasib karyawannya. Karena ada kekhawatiran dari karyawan mengenai hal ini.
Blok B adalah salah satu dari dua aset blok migas milik ConocoPhillips di Indonesia yang mulai berproduksi pada 1979. Satu lagi adalah Blok Koridor (onshore) di Sumatera Selatan. ConocoPhillips merupakan operator yang memegang hak pengelolaan di Blok B Natuna Selatan sebesar 40 persen. Sisanya Inpex Corporation sebesar 35 persen, dan Chevron Corporation 25 persen. (Baca : Fokus ke Proyek IDD, Chevron akan Lepas Blok B di Laut Natuna)
Berdasarkan informasi di situs resmi ConocoPhillips, produksi bersih Blok B tahun 2014 sebanyak 5.000 barel minyak mentah per hari (BPD), 117 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) gas dan 4.000 barel per hari gas alam cair (LNG). Produksi LNG blok ini terikat kontrak penjualan jangka panjang yang dialirkan melalui pipa ke Malaysia dan Singapura.