Perkembangan Proyek Minyak di Blok Cepu Sudah 90 Persen
KATADATA ? Perkembangan proyek minyak dan gas bumi (migas) di lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, Jawa Timur sudah mencapai 90 persen. Dengan perkembangan tersebut, Satuan Kerja Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berharap lapangan Banyu Urip dapat berproduksi secara penuh sebesar 165.000 barel per hari (bph) pada Maret 2015.
Kepala SKK Migas Johanes Widjonarko dalam siaran persnya Rabu (21/8), mengatakan produksi minyak di lapangan Banyu Urip menjadi tulang punggung pencapaian target lifting minyak ke depan. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 sebesar 845.000 bph, meningkat dari target tahun ini sebesar 818.000 bph.
Jika jadwal produksi di Banyu Urip molor lagi, maka bisa dipastikan target lifting minyak tahun depan tidak bisa tercapai. ?Semua pihak harus mendukung penuh agar proyek ini berjalan sesuai rencana,? ujar Widjonarko.
(Baca: Puncak Produksi Minyak Cepu Hanya 3 Tahun)
Dalam rencana pengembangan lapangan (plan of development/PoD), investasi di Proyek Banyu Urip tercatat mencapai US$ 2,5 miliar. Rinciannya, untuk pembangunan fasilitas produksi sebesar US$ 2,2 miliar dan untuk pengeboran sumur sebanyak US$ 337 juta.
Pembangunan fasilitas dibagi ke dalam lima kontrak rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering, procurement, and construction/ EPC), Kontrak EPC ini meliputi fasilitas produksi utama (Central Production Facility/CPF), pipa darat (onshore) sepanjang 72 km, pipa laut (offshore) dan menara tambat (mooring tower), Floating Storage Off-loading (FSO), serta fasilitas infrastruktur.
Cadangan migas di blok Cepu sebesar 450 juta barel, pertama kali ditemukan pada 2001. Kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan Kontrak Kerja Sama Blok Cepu pada September 2005 oleh MCL (anak usaha dari Exxon Mobil Corporation dan Pertamina EP Cepu).