Semangat Gotong Royong Indonesia Meningkat di Masa Pandemi Corona
Semangat gotong royong orang Indonesia untuk membantu sesama yang mengalami kesusahan di masa pandemi corona meningkat drastis. Co Founder Kitabisa.com Vikra Ijas mengatakan, bantuan mengalir deras melalui platformnya mencapai Rp 118,9 miliar dari 714.591 donatur.
"Semangat gotong royong masyarakat Indonesia sangat luar biasa meskipun pandemi ini akan maraton, kalau kita bersama pasti akan bisa melewati," kata Vikra dalam diskusi webinar Katadata.co.id yang bertajuk 'Berbagi di Tengah Pandemi Covid-19' di Jakarta, Rabu (29/4).
(Baca: Triputra Agro Donasikan 3.000 Paket Sembako lewat Gerakan #BagiAsa)
Vikra mengatakan selama masa pandemi banyak lembaga lain yang juga mengumpulkan donasi untuk disalurkan bagi yang membutuhkan. Berbagai donasi yang terkumpul itu memperkuat anggapan tingginya tingkat kedermawanan orang Indonesia. Pada 2018 lalu, Indonesia mendapat predikat sebagai negara yang paling dermawan di dunia, menurut survei yang dilakukan lembaga amal Inggris, Charities Aid Foundation (CAF).
Dari survei tersebut, Indonesia berada diperingkat teratas dengan skor 59. Negara-negara maju berada di urutan selanjutnya, seperti Australia, Selandia Baru, Amerika, dan Irlandia.
Hingga saat ini Kitabisa.com telah mendistribusikan bantuan sebanyak Rp 81,2 miliar. Bantuan tesebut disalurkan untuk alat pelindung diri (APD) bagi seluruh tenaga medis dan sembako bagi masyarakat yang terdampak langsung. Untuk penyalurannya, Kitabisa.com menggandeng Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), rumah sakit dan beberapa instansi terkait.
"Kami sendiri bekerja sama dengan pihak-pihak lain untuk mendistribusikan barangnya, di mana program-program sudah ditentukan. Fungsi Kitabisa.com adalah menghubungkan donatur dengan pihak yang akan menerima," kata dia.
(Baca: Uni-Charm Donasi Popok Celana & Pembalut Wanita Lewat Gerakan #BagiAsa)
President Representative UNDP di Indonesia Christophe Bahuet mengatakan, semangat membagi di tengah pandemi sejalan dengan agenda Suistanable Development Goals atau tujuan pembangunan berkelanjutan yakni memastikan bahwa setiap orang dapat menikmati buah dari pembangunan.
"Kita semua punya plihan untuk berbagi ke sesama supaya tidak satupun orang yang tertinggal," kata Christophe.
Christophe mengatakan, pandemi corona bukan hanya krisis kesehatan, namun juga krisis ekonomi dan ketenagakerjaan. "Jadi berbagi merupakan cara langsung mengurangi dampak krisis terutama bagi orang miskin dan orang rentan termasuk perempuan," kata dia.
Selain berbagai lembaga swasta, Badan Zakat Nasional atau Baznas yang merupakan badan resmi pemerintah untuk menghimpun dan menyalurkan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS), turut menyalurkan dana yang diterimanya untuk penanganan pandemi corona.
“Kita berusaha menjaga dan memitigasi agar dampak pandemi ini tidak terlalu menimbulkan tekanan yang luar biasa,” kata Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas Irfan Syauqi Beik.
Baznas memiliki dua program, pertama darurat sosial-kesehatan yang salah satunya meliputi edukasi, penyemprotan disinfektan, pemberian APD dan dukungan logistik lainnya kepada para petugas kesehatan di berbagai rumah sakit rujukan.
Kedua, program darurat sosial-ekonomi, yang bertujuan untuk membantu kondisi ekonomi kelompok masyarakat yang rentan terdampak pandemi virus corona. Baznas juga membantu mendirikan kampung-kampung tanggap bencana di berbagai daerah di tanah air.
(Baca: Padangbara Sukses Makmur Donasi 2.000 Sembako Lewat Gerakan #BagiAsa)
Penggagas Solidaritas Berantas Covid-19 Akmal Taher mengatakan di masa-masa seperti sekarang masyarakat tidak boleh hanya mengandalkan pemerintah, sebaliknya perlu kerja sama untuk saling menyelamatkan.
Upaya-upaya kolektif untuk menyalurkan bantuan dinilai sangat tepat. Apalagi pada keadaan darurat biasanya distribusi bantuan menjadi permasalahan tersendiri.
"Sekarang mungkin apa yang dilakukan masyarakat sudah bagus, tapi perlu meningkatkan distribusinya. Kendala kita saat ini mungkin 70% lebih bantuan ada tapi distribusinya tidak jelas," kata dia.
(Baca: Indonesia Pasti Bisa Galang Rp 10 M untuk Produksi Alat Tes Covid-19)
Reporter: Mario Baskoro