Harga Emas Cetak Rekor, Logam Mulia Antam Melonjak ke Rp 982 Ribu
Harga emas dunia mencapai rekor baru sejak September 2011 yakni US$ 1.843 per ounce pada perdagangan Rabu (9/7) waktu Indonesia. Pelemahan dolar Amerika Serikat dan potensi inflasi dari stimulus dampak virus corona menjadi motor lonjakan harga emas.
Dolar AS telah berada di tingkat terendahnya selama empat bulan belakangan. Hal ini berdampak harga emas sebagai safe haven lebih murah untuk pemegang mata uang utama lainnya.
"Tingkat imbal hasil dari suku bunga telah jatuh dan merupakan faktor lain yang membantu emas," kata Bart Melek, Head of Commodity Strategies di TD Securities dilansir dari Reuters, Rabu (22/7).
Selain itu sentimen positif terhadap harga emas juga datang dari virus corona yang terus menyebar di AS. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit negara tersebut telah memperingatkan bahwa kasus dan kematian dapat meningkat pada musim gugur dan musim dingin ini.
Beberapa negara juga sedang menyiapkan sejumlah stimulus guna mengungkit perekonomian dampak covid-19. Pertemuan para pemimpin Negara Uni Eropa telah menyepakati adanya stimulus sebesar 750 miliar Euro.
Sedangkan harga logam mulia Antam pada hari ini melonjak Rp 19.000jadi Rp 982 ribu per gram. Untuk harga penjualan emas kembali di Butik Pulo Gadung juga meningkat Rp 18.000 menjadi Rp 881 ribu per gram.
Adapun harga emas berdasarkan bobot yang dijual di Butik Emas Pulo Gadung pada Rabu (22/7) seperti dilansir dari www.logammulia.com sebagai berikut:
Emas Batangan 0,5 gram Rp 521,000
Emas batangan 1 gram Rp 982,000
Emas batangan 2 gram Rp 1,904,000
Emas batangan 3 gram Rp 2,831,000
Emas batangan 5 gram Rp 4,690,000
Emas batangan 10 gram Rp 9,315,000
Emas batangan 25 gram Rp 23,162,000
Emas batangan 50 gram Rp 46,245,000
Emas batangan 100 gram Rp 92,412,000
Emas batangan 250 gram Rp 230,765,000
Emas batangan 500 gram Rp 461,320,000
Emas batangan 1.000 gram Rp 922,600,000
