Survei Kemenkes: Masih Banyak Warga Tak Khawatir Tertular Covid-19

Dimas Jarot Bayu
2 September 2020, 15:13
virus corona, covid-19, kementerian kesehatan
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/wsj.
Sejumlah calon penumpang kereta rel listrik (KRL) antre memasuki Stasiun Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (20/7/2020). Pemerintah menyoroti persepsi warga dalam menghadapi corona saat ini.

Meski demikian hal tersebut tak membuat ciut warga. Seorang karyawan swasta yang bernama Rico (34) mengaku tak terlalu mengkhawatirkan penularan corona. Menurut warga Kemandoran, Jakarta Selatan ini, hal yang paling penting adalah berkegiatan normal disertai penerapan protokol kesehatan dan berolahraga secara rutin.

"Lagipula kalau diam di rumah siapa yang kasih makan. Gue kan enggak punya pohon uang," kata pria yang kerap beraktivitas di kawasan Arteri Pondok Indah ini.

Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Pandu Riono menganggap pendapat masyarakat tersebut merupakan persepsi penularan risiko Covid-19 saja. Hal yang menjadi pangkal meningkatnya corona di Jakarta adalah pergerakan penduduk yang tak terkendali.

“DKI juga kesulitan karena berhadapan dengan (penduduk) Bodetabek,” kata Pandu kepada Katadata.co.id.

Oleh sebab itu dia meminta pemerintah aktif menggelar tes dan penelusuran kontak aktif kasus positif. Pandu juga menyarankan isolasi pasien dilakukan secara terpusat di lokasi seperti Rumah Sakit Wisma Atlet agar masyarakat tak terbebani keperluannya sehari-hari. “Yang dikejar malah vaksin, padahal bukan solusi (cepat),” kata dia.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan dirinya mengalami kesulitan dalam menyadarkan masyarakat dalam menerapkan kebiasaan baru. Oleh sebab itu ia menyiapkan sejumlah tahapan pendidikan kepada masyarakat agar protokol kesehatan dipatuhi.

“Ketika ada pengajaran, pendidikan lalu disiplin menjadi kebiasaan maka ini akan jadi kebiasaan baru,” kata Anies beberapa hari lalu.

Tak hanya masyarakat, pemerintah juga meminta perusahaan yang beroperasi saat ini patuh terhadap protokol kesehatan. Langkah yang bisa ditempuh antara lain membatasi kapasitas karyawan, menerapkan kerja dari rumah (WFH), serta mengurangi risiko pegawai yang berpotensi bahaya jika terkena corona.

“Sehingga tidak terjadi jumlah pekerja dalam jumlah banyak di kantor dan tak bisa menjaga jarak,” kata Wiku, Selasa (1/9).

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...