Survei BPS: Wanita Lebih Taat Protokol Kesehatan Ketimbang Laki-laki
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis survei mengenai perilaku masyarakat di masa pandemi Covid-19. Dari hasil survei, responden wanita relatif lebih patuh protokol kesehatan ketimbang pria.
Adapun, survei dilakukan pada 7-14 September dengan total 90.967 responden. Dari jumlah tersebut, sebanyak 55,23% merupakan wanita dan 44,77% laki-laki.
Dari usia, sebanyak 27,24% usia muda yaitu 17-30 tahun, kemudian 41,77% usia 31-45 tahun. Selebihnya, 27,37% usia 46-60 tahun, dan 3,62% di atas 60 tahun. Dari pendidikannya, sebanyak 61% responden berpendidikan sarjana ke atas.
“Perempuan jauh lebih patuh dibandingkan laki-laki ketika menerapkan protokol 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan),” kata Kepala BPS Suhariyanto, Senin (28/9).
Dari hasil survei mereka, 94,8% responden wanita rutin memakai masker. Sedangkan hanya 88,5% pria yang rajin mengenakan masker. Selain itu 83,6% responden wanita rajin menggunakan hand sanitizer, lebih besar dari 70,5% pria yang memakai disinfektan.
Sebanyak 80,1% responden wanita juga lebih patuh mencuci tangan selama 20 detik. Sedangkan responden pria yang rajin cuci tangan hanya 69,5%.
Responden pria juga kembali tertinggal dari wanita dalam urusan menghindari jabat tangan. Data BPS menunjukkan 87,2% wanita tak melakukan jabat tangan demi menghindari Covid-19, selisihnya hampir 12% dari responden laki-laki.
Wanita juga lebih menghindari kerumunan dengan persentase 81,2%, sedangkan hanya 71,1% pria yang tertib menjauhi keramaian. Sedangkan 77,5% responden wanita menjaga jarak minimal satu meter. Adapun responden laki-laki yang tertib menjaga jarak hanya 68,7%.
BPS juga menanyakan alasan responden yang tak patuh protokol kesehatan hingga saat ini. Hasil survei menunjukkan bahwa 55% beranggapan bahwa tak ada sanksi jadi alasan mereka tak menerapkan protokol kesehatan.
Selain itu 39% menganggap di wilayahnya tak ada kasus positif sehingga tak perlu menerapkan disiplin ketat. Sedangkan 33% beranggapan pekerjaan menjadi sulit jika menjalankan protokol kesehatan.
Tak hanya itu, 23% menganggap harga masker dan alat pelindung diri terlalu mahal, 21% mengikuti orang lain, 19% pimpinan tak memberi contoh. “Perlu sentuhan seluruh pimpinan dan aparat untuk memberikan contoh supaya masyarakat mengikuti,” kata Suhariyanto.
Menanggapi survei ini, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan semua pihak harus terlibat dalam gerakan mencegah penularan corona. “Kalau kita patuh, tapi orang sekitar tak patuh cepat atau lambat akan tertular,” kata dia.