Survei BPS: Wanita Lebih Taat Protokol Kesehatan Ketimbang Laki-laki

Ameidyo Daud Nasution
28 September 2020, 21:21
virus corona, covid-19, BPS
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pekerja melintas di terowongan kendal Kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (24/9/2020).

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis survei mengenai perilaku masyarakat di masa pandemi Covid-19. Dari hasil survei, responden wanita relatif lebih patuh protokol kesehatan ketimbang pria.

Adapun, survei dilakukan pada 7-14 September dengan total 90.967 responden. Dari jumlah tersebut, sebanyak 55,23% merupakan wanita dan 44,77% laki-laki.

Dari usia, sebanyak 27,24% usia muda yaitu 17-30 tahun, kemudian 41,77% usia 31-45 tahun. Selebihnya, 27,37% usia 46-60 tahun, dan 3,62% di atas 60 tahun. Dari pendidikannya, sebanyak 61% responden berpendidikan sarjana ke atas.

“Perempuan jauh lebih patuh dibandingkan laki-laki ketika menerapkan protokol 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan),” kata Kepala BPS Suhariyanto, Senin (28/9).

Dari hasil survei mereka, 94,8% responden wanita rutin memakai masker. Sedangkan hanya 88,5% pria yang rajin mengenakan masker. Selain itu 83,6% responden wanita rajin menggunakan hand sanitizer, lebih besar dari 70,5% pria yang memakai disinfektan.

Sebanyak 80,1% responden wanita juga lebih patuh mencuci tangan selama 20 detik. Sedangkan responden pria yang rajin cuci tangan hanya 69,5%.

Responden pria juga kembali tertinggal dari wanita dalam urusan menghindari jabat tangan. Data BPS menunjukkan 87,2% wanita tak melakukan jabat tangan demi menghindari Covid-19, selisihnya hampir 12% dari responden laki-laki.

Wanita juga lebih menghindari kerumunan dengan persentase 81,2%, sedangkan hanya 71,1% pria yang tertib menjauhi keramaian. Sedangkan 77,5% responden wanita menjaga jarak minimal satu meter. Adapun responden laki-laki yang tertib menjaga jarak hanya 68,7%.   

BPS juga menanyakan alasan responden yang tak patuh protokol kesehatan hingga saat ini. Hasil survei menunjukkan bahwa 55% beranggapan bahwa tak ada sanksi jadi alasan mereka tak menerapkan protokol kesehatan.

Selain itu 39% menganggap di wilayahnya tak ada kasus positif sehingga tak perlu menerapkan disiplin ketat. Sedangkan 33% beranggapan pekerjaan menjadi sulit jika menjalankan protokol kesehatan.

Tak hanya itu, 23% menganggap harga masker dan alat pelindung diri terlalu mahal, 21% mengikuti orang lain, 19% pimpinan tak memberi contoh. “Perlu sentuhan seluruh pimpinan dan aparat untuk memberikan contoh supaya masyarakat mengikuti,” kata Suhariyanto.

Menanggapi survei ini, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan semua pihak harus terlibat dalam gerakan mencegah penularan corona. “Kalau kita patuh, tapi orang sekitar tak patuh cepat atau lambat akan tertular,” kata dia.

Reporter: Rizky Alika

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...