Jokowi Harap Masyarakat Mau Ikut Vaksinasi Covid-19
Pemerintah terus berupaya mendapatkan vaksin virus corona sebagai jalan keluar dari pandemi. Nantinya, distribusi vaksin akan dibagi menjadi dua skema, yaitu vaksin bersubsidi (gratis) dan vaksin mandiri (berbayar).
Pemerintah berencana memberikan vaksin secara gratis kepada petugas yang bekerja di bidang pelayanan publik, dan penerima bantuan BPJS Kesehatan usia 15-59 tahun. Sedangkan vaksin mandiri akan dikelola melalui BUMN Bio Farma beserta mitra yang ditunjuk.
Presiden Joko Widodo pun berharap masyarakat mau mengikuti vaksinasi Covid-19. "Kami terus sosialisasi, pemberitahuan, agar nanti yang ikut vaksin itu sebanyak-banyaknya, baik nanti yang ikut program vaksinasi maupun vaksinasi mandiri," kata Presiden Jokowi di Puskesmas Tanah Sereal Bogor, Jawa Barat, seperti dilansir dari Antara pada Rabu (18/11).
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan, ITAGI, UNICEF, dan WHO menyebut 7,6% masyarakat Indonesia tidak mau divaksinasi. Masyarakat yang menolak memiliki beragam alasan.
Pertama, mereka tidak yakin dengan keamananannya (59,03%), tidak yakin dengan efektivitas vaksin (43,17%), takut efek samping vaksin (24,2%) dan tidak percaya vaksin (26,04%).
Dalam survei itu juga ditemukan alasan masyarakat menolak atau tidak mau divaksin karena masalah agama sebesar 15,97% dan alasan lainnya 31,24%.
Presiden Siap Jadi yang Pertama Dapatkan Vaksin Virus Corona
Selain mendorong masyarakat menerima vaksin virus corona, Presiden Jokowi pun siap menjadi deretan orang pertama yang menerima vaksin tersebut. Meski begitu, dia menegaskan pemerintah mengutamakan tenaga kesehatan yang menjadi penerima vaksin pertama.
"Siapa yang akan divaksin terlebih dahulu? Nanti tenaga kesehatan baik itu dokter, perawat, tenaga medis, dan paramedis yang ada. Itu yang diberikan prioritas,"ujar dia.
Setelah tenaga kesehatan, vaksin diberikan kepada TNI, Polri, ASN, pelayan publik seperti guru, dan terakhir masyarakat luas. Meski begitu, Presiden Jokowi belum memutuskan perusahaan yang akan memasok vaksin ke Indonesia. Dia hanya menegaskan hanya vaksin yang telah terdaftar di WHO yang akan digunakan di Tanah Air.
Pemerintah Indonesia diketahui sudah meneken kesepakatan untuk pengadaan 143 juta dosis konsentrat vaksin dengan perusahaan farmasi asal Tiongkok, yaitu Sinovac, Sinopharm dan CanSino. Masing-masing perusahaan akan memasok vaksin sebanyak 15 juta hingga 65 juta konsentrat vaksin.
Vaksin itu rencananya diproduksi oleh Bio Farma. Sejauh ini, Bio Farma bersama Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran tengah menguji klinis vaksin Sinovac.
Uji klinis telah memasuki tahap ketiga adengan 1.620 relawanmendapatkan suntikan pertama. Sejauh ini, belum ada efek samping berat yang dirasakan relawan.
Selain dengan Tiongkok, Indonesia menjalin kerja sama vaksin dengan perusahaan teknologi G-24 asal Uni Emirat Arab (UAE) yang berencana memasok 10 juta dosis vaksin melalui kerja sama dengan Kimia Farma. Kemudian, ada 100 juta dosis vaksin Covid-19 yang diproduksi AstraZeneca yang diharapkan siap pada kuartal kedua 2021.
Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang juga Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah tengah menyiapkan vaksinasi untuk 160 juta orang dengan 320 juta dosis vaksin. Angka tersebut berdasarkan jumlah medis dan paramedis, pelayanan publik, serta aparat hukum seperti TNI/Polri yang mencapai 3,49 juta orang dengan kebutuhan vaksin hampir 7 juta dosis.
Kemudian, tokoh agama/masyarakat, perangkat daerah mulai dari kecamatan, desa, RT/RW, serta sebagian pelaku ekonomi dengan total sekitar 5,62 juta orang dan jumlah vaksin 11,24 juta dosis. Selanjutnya, seluruh tenaga pendidik (PAUD/TK, SD, SMP, SMA dan sederajat perguruan tinggi) sejumlah 4,36 juta orang dengan jumlah vaksin 8,72 juta dosis.
Lalu, ASN pusat, daerah dan legislatif sejumlah 2,3 juta orang dengan total vaksin 4,6 juta dosis Kemudian, peserta PBJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) sejumlah 86,62 juta orang dengan kebutuhan vaksin 173,24 juta dosis. Terakhir, masyarakat dan pelaku perekonomian lain berusia 19-59 tahun sebanyak 57,54 juta orang dengan kebutuhan vaksin berkisar 115 juta dosis.
Meskipun vaksin sudah tersedia, Juru Bicara Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan masyarakat tetap harus melaksanakan protokol kesehatan. Caranya dengan menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Dengan begitu, masyarakat memiliki perlndungan ganda dari Covid-19.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan