Potensi Konflik Panjang Demokrat Bisa Ganggu Persiapan AHY Hadapi 2024
Konflik Partai Demokrat telah memasuki babak baru usai keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly tolak sahkan kepengurusan partai hasil Kongres Luar Biasa (KLB). Saat ini kubu Moeldoko akan membawa perselisihan ini ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Adapun Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meyakini kader partai berlambang mercy tersebut tetap solid. Namun pengamat memprediksi konflik tersebut bisa menguras energi kubu AHY menghadapi pesta politik 2024 mendatang.
Alasannya, Demokrat versi KLB masih memiliki kesempatan untuk banding di Mahkamah Agung apabila kalah di PTUN. Dengan demikian, dualisme partai berlambang mercy itu diperkirakan belum berakhir di pengadilan.
Akibatnya, energi dan konsentrasi AHY bisa tersita untuk menghadapi konflik tersebut. "Jalannya masih panjang. Sampai ada keputusan tetap di level pengadilan nantinya," ujar Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno kepada Katadata.co.id, Selasa (6/4).
Adi mengatakan kondisi ini akan menjadi tantangan besar bagi putera sulung Susilo Bambang Yudhoyono tersebut. Untuk itu, AHY perlu mengkonsolidasikan dan memastikan kader Demokrat nyaman berada di partai tersebut.
Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat hasil KLB Max Sopacua mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan gugatan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah tangga (AD/ART) Demokrat ke PTUN. Meski demikian, Adi sulit memprediksi pihak yang bakal menang di pengadilan.
"Itu sudah masuk koridor hukum yang ketentuannya hitam putih. Beda dengan politik yang kadang mudah ditebak akhir ceritanya," ujar dia.
Sebelumnya, Analis Politik Exposit Strategic Arif Susanto memperkirakan AHY berpeluang memenangkan konflik tersebut. Namun, hal ini bisa terjadi bila ia berhasil melakukan rekonsolidasi internal.
Selain itu, konflik bisa memunculkan sosok alternatif dalam partai berlambang mercy tersebut. Hal serupa pernah terjadi dalam pertarungan partai Golkar saat pertarungan antara Aburizal Bakrie dan Agung Laksono.
"Pertarungan Aburizal Bakrie dan Agung Laksono mereda setelah Jusuf Kalla turun. Dan Golkar memukan sosok alternatif, Setya Novanto," ujarnya.
Adapun AHY mengatakan prahara yang menimpa Demokrat akan membuat kader semakin solid. Ia juga siap memaafkan kader yang mengikuti KLB di Deli Serdang, meski tidak akan melupakan manuver tersebut.
“Memaafkan tapi tidak bisa begitu saja dilupakan. Forgive, but not forget,” katanya saat bertemu pengurus Demokrat di Pasuruan, Senin (5/4) dikutip dari Antara.
Adapun Max sebelumnya telah berkoar untuk melanjutkan perjuangannya bersama Moeldoko. Ia juga menghargai sikap pemerintah yang menolak pengesahan AD/ART Demokrat hasil KLB.
"Nggak ada (rencana bergabung). Siapa yang mau terima. Masa kami melepaskan Demokrat (yang) milik keluarga," kata Max saat dihubungi Katadata.co.id, Kamis (1/4).