Megawati Sentil Para Pejabat yang Tangani Bencana: Jangan Mejeng di TV
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri menilai Indonesia masih membutuhkan banyak pemimpin lapangan dalam penanganan bencana. Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terhadap bencana alam sehingga penanganan bencana harus terus diperbaiki.
"Dalam persoalan bencana ini, sangat perlu pemimpin lapangan," kata Mega dalam acara Pelatihan Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami secara virtual, Rabu (4/8).
Webinar tersebut turut dihadiri oleh sejumlah kader PDIP, seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Yasonna Laoly, hingga Gubernur Bali I Wayan Koster.
Menurut presiden ke-5 RI tersebut, pemimpin lapangan tidak hanya muncul ketika ingin dilihat oleh masyarakat. "Bukan orang-orang yang mejeng, yang hanya kalau mau lihat ada gambarnya di TV dan lain sebagainya," katanya.
Megawati mengatakan, upaya mengorganisir dalam melakukan mitigasi bencana bukan perkara yang mudah. Sebab, diperlukan sinergi konektivitas antara pemerintah pusat dan daerah.
Ia pun telah mengingatkan Presiden Joko Widodo untuk bergerak secara bersama-sama dalam penanganan bencana. Pasalnya, dalam penanganan bencana, gotong royong perlu dilakukan tanpa memilah pekerjaan.
Dia menambahkan penanganan bencana memerlukan praktik di lapangan, tidak hanya teori. Terlebih, teori belum tentu berjalan dengan baik di lapangan karena berbagai situasi dan kondisi yang bisa berubah.
"Saya sering mengalami praktik dan teori di lapangan criss-cross," ujar dia.
Megawati pun turut menyinggung Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) terkait tenggelamnya sejumlah kapal dalam beberapa waktu terakhir. Ia mengaku heran apakah tidak ada informasi terkait keamanan kapal tersebut.
"Ini menjadi sebuah pertanyaan saya, apakah mereka tidak mendapatkan informasi yang akurat? Atau mereka mengabaikan setelah ada informasi itu?" ujar dia.
Selain itu, ia sempat merasa gemas saat terjadinya bencana tsunami di Palu pada tahun 2018 hingga banjir di Nusa Tenggara Timur pada April 2021 lalu. Megawati menilai, pemimpin harus turun ke lapangan agar lebih mengetahui apa yang terjadi.
"Apa yang jadi pikiran? Dengan segala hormat saya kepada mereka yang mengatakan menjadi pemimpin di Republik Indonesia ini," katanya.
Sebelumnya, Megawati juga sempat berpesan bahwa pemimpin bukanlah sosok yang suka melakukan pencitraan semata namun harus langsung bersentuhan dengan rakyat kecil. Mega mengutip pernyataan ahli manajemen dari Stanford University, Jim Collins yang menyebutkan bahwa kepemimpinan strategik harus bisa membangun organisasi.
Selain itu tanggung jawab terbesar seorang pemimpin ialah menghadirkan keadilan sosial. Hal ini jauh lebih penting daripada sekadar popularitas diri. "Itulah tanggung jawab etik dan moral terbesar seorang pemimpin," ujar dia.
Secara geografis Indonesia memang rawan akan bencana alam mulai dari guung berapi hingga gempa, utamanya karena terletak di antara tiga lempeng utama dunia yakni lempeng Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa dalam kurun waktu tahun 2020 telah terjadi lebih dari 2.925 kejadian bencana alam baik banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin puting beliung, kekeringan hingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla).