Jokowi Minta Penyaluran KUR untuk Petani Dipermudah

Abdul Azis Said
25 Agustus 2021, 13:00
penyaluran KUR, petani, jokowi
Youtube/ Sekretariat Presiden
Jokowi meminta agar KUR dapat meningkatkan nilai tambah setelah panen, seperti pengadaan fasilitas penggilingan padi atau rice milling unit (RMU).

Presiden Joko Widodo meminta anak buahnya terus mendukung pertumbuhan sektor pertanian, antara lain dengan mempermudahan penyaluran kredit usaha rakyat pertanian. Alokasi KUR untuk sektor pertanian tahun ini mencapai Rp 70 triliun, hampir sepertiga dari total KUR yang disediakan pemerintah yakni Rp 253 triliun.

"Skema penyaluran KUR perlu terus disempurnakan agar sesuai dengan karakteristik usaha-usaha di bidang pertanian, persyaratan KUR juga harus terus dipermudah," kata Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2021, Rabu (25/8).

Jokowi juga meminta agar penyaluran KUR tak hanya digunakan untuk mendukung petani selama proses produksi.  KUR harus dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai tambah setelah panen, seperti pengadaan fasilitas penggilingan padi atau rice milling unit (RMU).

Selain mendorong perbaikan pada penyaluran KUR, Jokowi juga meminta agar akses pemasaran produk pertanian diperkuat dengan menjalin kemitraan dengan industri. Di sisi lain perbaikan juga perlu dilakukan dengan memangkas rantai pemasaran UMKM pangan yang menurutnya masih panjang.

Dua hal itu saja belum cukup, dari sisi kelembangaan petani baik berupa badan usaha milik petani (BUMP), koperasi maupun badan usaha milik desa (BUMdes) juga perlu diperkuat. Langkah ini menurutnya bisa meningkatkan nilai tambah petani pasca panen.

Jokowi menilai masih banyak potensi sektor pertanian yang bisa memberi nilai tambah bagi kesejahteraan petani. Tumbuhan seperti porang, edamame dan tanaman hortikultural lainnya berpotensi untuk menaikkan ekspor pertanian.

"Masih banyak potensi komoditas ekspor yang perlu terus kita kembangkan, misalnya minggu kemarin saya melihat yang namanya porang. Ini bisa menjad komoditas baru yang dapat memberikan nilai tambah bagi para petnai," kata Jokowi.

Namun, Jokowi mengingatkan, khusus pada produksi porang agar bisa dimaksimalkan hingga menjadi barang jadi seperti kosmetik, beras atau makaan lainnya.

Laporan Badan Pusat Statistika (BPS) pada kuartal II menunjukkan sektor pertanian masih berhasil tumbuh positif 0,38% secara tahunan. Meski begitu, ini merupakan level terendah sejak kuartal pertama tahun lalu yang tumbuh 0,02%. Sementara pada kuartal I 2021 sektor ini berhasil tumbuh tinggi 2,95%.

"Saya yakin pada kuartal ketiga sektor pertanian masih bisa tumbuh lebih baik lagi, karena potensi pasar masih tetap besar baik di dalam negeri maupun ekspor ke luar," ujar Jokowi.

Nilai ekspor pertanian sepanjang paruh pertama tahun ini mencapai Rp 282 triliun. Nilainya naik 14,05% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

BPS  mencatat, kesejahteraan petani pada bulan Juli menurun seiring pemberlakuan PPKM Daurat dan PPKM Level 4. Ini tercermin dari nilai tukar petani (NTP) Juli 2021 yang turun dari bulan sebelumnya menjadi 103,48. Kendati demikian NTP tersebut masih berada di level optimisme.

Penurunan pada NTP bulan lalu dipengaruhi kenaikan pada pendapatan petani yang lebih rendah dibandingkan kenaikan pengeluaran rumah tangganya. Indeks yang diterima petani (IT) menunjukkan tingkat hasil produksi pertanian. IT bulan lalu hanya naik 0,03%. Sementara, indeks yang dibayar petani (IB) menunjukkan biaya yang dikeluarkan rumah tangga petani, nilainya naik 0,14. 

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...