Vaksin Johnson & Johnson Tiba September, Menkes: Cukup 1 kali Suntik
Indonesia akan mendatangkan kembali satu merk vaksin Covid-19 yang berbeda, yakni Johnson & Johnson. Kepastian tersebut disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Dia mengatakan vaksin Johnson & Johnson akan tiba di tanah air pada September mendatang.
"Kita akan kedatangan Johnson & Johnson dari Belanda, grant (hibah). Harusnya akan datang, itu tegeser ke bulan depan," kata Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (25/8).
Berbeda dengan vaksin lain, Budi Gunadi menjelaskan Johnson & Johnson cukup disuntik sebanyak satu kali. Vaksin tersebut dikembangkan oleh Janssen Vaccines di Leiden, Belanda. Dia pun memastikan, perlu seni tersendiri untuk menyuntik vaksin ke masyarakat. Sebab, Indonesia mulai memiliki beragam jenis vaksin mulai pekan depan.
Selain Johnson & Johnson, pada September nanti, Indonesia juga kembali menerima Pfizer, AstraZeneca dan Sinovac. Pada pekan pertama September, jumlah Pfizer yang akan tiba di tanah air sebanyak 1,19 juta dosis, AstraZeneca 1,2 juta dosis, dam Coronavac 5 juta dosis.
Kemudian pada pekan kedua, vaksin Pfizer kembali tiba sebanyak 1,7 juta dosis, AstraZeneca 1,2 juta dosis, dan CoronaVac 5 juta dosis. Selanjutnya di pekan ketiga, Pfizer akan dikirim sejumlah 852,9 ribu dosis, AstraZeneca 1,2 juta dosis, dan Coronavac 5 juta dosis.
Untuk pekan keempat, vaksin yang akan mendarat di RI ialah AstraZeneca 1,2 juta dosis dan CoronaVac 5 juta dosis. Pada pekan terakhir, vaksin yang tiba ialah Pfize 3,3 juta dosis dan Coronavax 5 juta dosis.
Di luar itu, ada pula vaksin yang dikirim melalui skema Covax/GAVI Multilateral sebanyak 19,3 juta dosis dan grant bilateral 500 ribu dosis sepanjang September.
Dengan demikian, total vaksin yang diperkirakan tiba pada September mencapai 80,71 juta dosis. "Sebagian besar vaksin yang datang mendekati akhir bulan," ujar mantan Dirut Bank Mandiri tersebut.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito menambahkan, pihaknya tengah memproses izin penggunaan darurat (EUA) untuk vaksin Johnson & Johnson.
"Ini bukan uji klinik. Ada vaksin Cansino dan Johnson & Johnson (yang sedang proses EUA)," ujar Penny.
Proses registrasi pun dilakukan secara bertahap. Penny memastikan, vaksin yang tengah diproses datanya bisa segera mendapatkan EUA.
Adapun, vaksin J&J akan digunakan untuk dewasa usia di atas 18 tahun. vaksin yang menggunakan platform Adenovirus Vaccine itu tengah didaftarkan ke BPOM oleh PT Johnson & Johnson Indonesia. Saat ini, BPOM tengah memasuki proses evaluasi khasiat dan keamanan J&J.
Pada Senin 923/8), Indonesia kembali kedatangan vaksin, kali ini adalah tahap ke-42, sebanyak lima juta dosis vaksin jadi produksi Sinovac. Dengan kedatangan vaksin ini, maka total telah lebih dari 200 juta vaksin diterima Indonesia, baik vaksin jadi maupun bulk atau bahan baku.