8 Kerajaan Islam Pertama di Indonesia dan Penjelasan Sejarahnya

Siti Nur Aeni
11 Oktober 2021, 17:43
8 Kerajaan Islam Pertama di Indonesia dan Penjelasan Sejarahnya
pariwisata.demakkab.go.id
Masjid Agung Demak dibangun oleh Raden Patah yang merupakan pendiri Kerajaan Demak.

Islam merupakan agama yang banyak pengikutnya. Di Indonesia pemeluk agama Islam mencapai 87,2 persen dari penduduk negara ini. Kehadiran agama Islam di Nusantara sudah ada sejak dahulu, bahkan sebelum Indonesia merdeka. Hal ini bisa ditemukan dari bukti sejarah kerajaan Islam pertama di Indonesia.

Pada awal masuknya Islam ke Nusantara ada beberapa kerajaan bercorak Islam yang berkembang di berbagai tempat. Kerajaan-kerjaan tersebut sangat berpengaruh terhadap penyebaran dan perkembangan Islam di tanah air.

Kerajaan Islam Tertua di Indonesia

Mengutip dari “Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia”, berikut ini beberapa kerajaan Islam tertua yang pernah ada di Indonesia.

1. Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan bercorak Islam pertama di Indonesia adalah Samudera Pasai. Kerajaan ini ada di Pantai Utara Aceh tepatnya di muara Sungai Psangan (Pasai). Muara sungai tersebut terletak di dua kota bernama Samudera (jauh dari laut) dan Pasai (kota pesisir pantai).

Bukti sejarah dari kerajaan ini terlihat pada tulisan atau inskripsi di nisan makan Sultan Malik As-Saleh, berita dari Marcopolo dan Ibnu Batutah, serta kronika raja Pasai. Kerajaan ini dibangun oleh Marah Silu yang berhasil menyatukan Samudra dan Pasai.

Setelah Marah Silu memeluk Islam, ia kemudian mendapatkan gelar Sultan Malik As-Saleh dan menjadi raja pertama Kerajaan Samudra Pasai. Sultan Malik As-Saleh wafat kemudian tahtanya jatuh ke putranya bernama Sultan Malik At Thahir.

Raja kedua Samudrai Pasai itu memiliki dua anak yaitu Mahmud dan Malik Al Mansyur. Kedunya mewarisi tahta kerjaan kemudian memindahkan ibu kota kerajaan ke Lhokseumawe. Setelah itu, kekuasaan Samudra Pasai dipegang oleh Sultan Ahmad Perumadat Perumal. Di masa itu, kerjaan Islam pertama di Indonesia ini menjalin hubungan dengan Kesultanan Delhi (India).

Letak kerajaan ini sangat strategis, sehingga smenjadi pusat perdagangan dan pusat belajar Islam pada waktu itu. Banyak pedangan dari Benggala, Gujarat, Arab, dan Cina yang datang untuk bertransaksi jual beli di tempat tersebut.

Sayangnya eksistensi kerajaan ini semakin memudar. Diawali dengan adanya serangan Majapahit yang ingin menyatukan Nusantara. Lalu adanya perpindahan pusat perdagangan ke Pulau Bintan dan Aceh Utara. Akhinya Samudera Pasai benar-benar runtuh setelah ditaklukan oleh Kesultanan Aceh.

2. Kerajaan Malaka

Karajaan Malaka juga masuk dalam daftar kerjaan Islam pertama di Indonesia karena berdiri di awal perkembangan Islam. Kerajaan ini terletak di Semenanjung Malaya dengan ibu kota Malaka. Raja pertama dari Kerajaan Malaka yaitu Iskandar Syah. Pada masa pemerintahannya, kerajaan ini berkembang pesat dan menjadi kerajaan Islam terbesar di Asia Tenggara.

Namun menurut catatan sejarah, masa keemasan kerajaan Islam ini yaitu pada era kepemimpinan Sultan Mansyur Syah. Pada saat itu, Malaka berhasil menjadi pusat perdagangan sekaligus penyebaran Islam di Asia Tenggara.

Perekonomin masyarakat di Kerajaan Malaka bertumpu pada perdagangan dan pelayaran. Pada masa Kerajaan Malaka, sudah ada sistem undang-undang yang mengatur kehidupan sosial masyarakatnya.

Meskipun memiliki tatanan kehidupan yang cukup baik, namun Kerajaan Malaka tidak bisa bertahan selamanya. Malaka melemah pada masa Sultan Muhammad Syah. Dan runtuh saat Portugis berhasil menguasai Malaka di tahun 1511.

3. Kerajaan Aceh

Kerajaan bercorak Islam pertama di Indonesia selanjutnya yaitu Kerajaan Aceh. Secara geografis kerajaan ini terletak di Sumatera bagian Utara dengan dengan jalur pelayaran dan perdagangan internasional. Letaknya yang strategis membuat Kerajaan ini berkembang cukup pesat.

Sultan pertama kerajaan ini yaitu Sultan Ali Mughayat Syah dan mengalami masa kejayaan pada masa Sultan Iskandar Muda. Di masa kejayaannya, Aceh berkembang sebagai penghasil lada. Dari sinilah banyak negara yang melakukan perdagangan di Aceh.

Namun saat Sultan Iskandar Muda lenser kerajaan ini mengalami kemunduran. Sultan Iskandar Thani yang menggantikannya tidak memiliki kepribadian dan kecakapan seperti sultan sebelumnya. Beberapa faktor yang menyebabkan kerajaan ini mengalami kemunduran antara lain:

  • Kerajaan Aceh mengalami kekalahan melawan Portugis di Malaka.
  • Tidak ada tokoh cakap setelah Sultan Iskandar Muda wafat.
  • Daerah taklukan kerajaan ini mulai melepasakan diri seperti Johor, Perlak, Pahang, Minangkabau, dan Siak.

4. Kerajaan Demak

Di tanah Jawa, kerajaan Islam pertama adalah Kerajaan Demak. Letaknya di Jawa Tengah tepatnya di daerah bernama Bintoro, sebuah daerah bawahan Majapahit. Raja pertamanya yaitu Raden Patah yang merupakan keturunan Raja Brawijaya V (raja Majapahit) dan ibunya penganut Islam dari Jeumpa.

Setelah Raden Patah, Kerajaan Demak dipimpin oleh Pati Unus. Ia memimpin tidak lama, namun cukup terkenal karena sempat memimpin pasukan Demak menyerang Portugis di Malaka. Kerajaan Islam pertama di Jawa ini mengalami masa kejayaan pada saat dipimpin Sultan Trenggono. Daerah kekuasaannya bahkan sampai ke Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon.

Kehidupan sosial masyarakat Demak diatur sesuai dengan ajaran Islam. Namun masih ada juga masyarakat yang melakukan tradisi lama. Dari segi ekonomi, Demak berkembang di sekor perdagangan dan pertanian.

Demak menjadi wilayah pertemuan antara penghasil rempah dari Indonesia bagian timur dan Malaka sebagai pasar di Indonesia bagian Barat. Kerajaan ini juga melakukan kerja sama dengan daerah di pantai utara Jawa sehingga menciptakan persekutuan di bawah kepemimpinan Demak. Kerajaan Demak mengalami kemunduran pada masa Sultan Prawoto karena terjadinya perebutan kekuasaan.

5. Kerajaan Mataram Islam

Mataram Islam berada di Kotagede atau yang saat ini Yogyakarta. Raja pertama sekaligus pendiri kerajaan ini yaitu Sutawijaya. Masa kejayaan Mataram Islam yaitu pada masa Raden Mas Rangsang atau Sultan Agung Hanyokrokusumo. Saat itu, Mataram Islam dapat mempertahankan kekuasaan di seluruh Jawa hingga bisa mengusir Belanda dari Batavia.

Prestasi lainnya yang ditorehkan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo anatara lain:

  • Mampu mendundukan bupati yang tidak mengakui kekuasaan pusat Mataram.
  • Menyusun kitab undang-undang Surya Alam.
  • Mengirim armada serta pasukan untuk menyerang Batavia yang pada saat itu dikuasai VOC.

Sepeninggalan Sultan Agung, Mataram Islam kemudian dipimpin oleh Amangkurat I kemudian dilanjutkan oleh Amangkurat II. Setelah Sultan Amangkurat II meninggal, Mataram Islam terbagi menjadi dua berdasarkan perjanjian Giyanti.

Mataram kemudain dibagi menjadi Kasultanan Jogjakarta yang dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I dan Daerah Kasuhunan Surakarta yang dipimpin Susuhunan Pakubuwono I.

6. Kerajaan Banten

Kerajaan Islam ini terletak di Jawa Barat bagian utara. Sejarah kerajaan ini bermula saat Fatahilah berhasil merebut Sunda Kelapa pada tahun 1527. Kemudian Banten berkembang menjadi pusat perdagangan dan persebaran Islam.

Dasar kerajaan ini diletakan oleh Hasanuddin, putra Fatahilah. Hasanuddin kemudian menjadi raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan Banten. Raja selanjutnya setelah Hasanuddin yaitu Maulana Muhamad.

Setelah itu, Banten dipimpin oleh Abu Mufakir. Namun berita kepemimpinan Abu Mufakir tidak banyak diketahui. Sebab pada saat itu Belanda dibawah pimpinan Cornelis de Houtman mendarat di Banten. Kedatangan Belanda menjadi berita yang menggemparkan.

Kerajaan Belanda mengalami masa kejayaan pada pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Pada masa ini, Banten bisa menjadi pusat perdagangan. Selain itu, Sultan Ageng juga memiliki sikap tegas dan berani terhadap Belanda yang saat ini tengah menduduki Batavia.

Sikap tegas tersebut tidak menurun  ke putaranya Sultan Haji. Putra Sultan Ageng tersebut cenderung kompromi dengan VOC. Akibatnya terjadi perang antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan Sultan Haji. Pada saat itu, Sultan Haji dibantu oleh VOC. Peristiwa kemenangan Sultan Haji menjadi petanda runtuhnya Banten.

7. Kerajaan Gowa Tallo

Gowa dan Tallo merupakan dua kerajaan yang ada di Sulawesi Selatan. Kedunya saling berhubungan baik. Kerajaan Gowa Tallo kemudian dikenal sebagai Kerajaan Makasar. Kerajaan ini pernah dipimpin oleh tiga raja yaitu Sultan Aludin, Sultan Hasanuddin, dan Raja Mapasoma.

Kehidupan masyarakat di kerjaan ini bertumpu pada sektor kelautan. Hingga akhirnya Makasar berkembang menjadi pelabuhan internasional yang banyak dikunjungi pedagang asing.

Kebudayaan yang berkembang di Kerajaan Makasar sangat erat dengan keadaan kerajaan yang bersifat maritim. Hasil kebudayaan yang muncul pada saat itu antara lain alat penangkap ikan dan kapal pinisi. Selain itu, bentuk kebudayaan lain yang muncul di masa kerajaan ini yaitu pengembangan seni sastra dalam bentuk Kitab Lontar.

8. Kerajaan Ternate dan Tidore

Kerajaan ini terletak di sebelah barat Pulau Halmahera (Maluku Utara). Tanah Maluku terkenal sebagai penghasil rempah sehingga sering disebut sebagai “The Spicy Island”. Dari kekayaan alam tersebut maka kerhidupan ekonomi kerajaan ini bertumpu pada sektor perdagangan.

Kerajaan Ternate dan Tidore memiliki peranan penting di tanah Maluku. Sayangnya keduanya tidak akur. Masing-masing ingin berada di posisi tertinggi atas daerah Maluku.

Perselisihan antar keduanya tidak dapat dihindarkan. Kerajaan Tenate dibantu oleh Portugis. Sedangkan Tidore dibantu Spanyol. Pertikaian tersebut tidak hanya terjadi antara kedua kerajaan di Maluku, namun juga antar bangsa Eropa.

Hal tersebut membuat Paus turun tangan dan mengadakan perjanjian damai yang bernama Perjanjian Saragosa. Isi perjanjian tersebut yaitu Spanyol harus meninggalkan Maluku dan Portugis tetap tinggal di Maluku. Dari perjanjian tersebut menandakan kemenangan Ternate atas Tidore.

Setelah itu kerajaan Ternate berkembang pesat dengan beberapa raja yang pernah memimpin antara lain:

  • Sultan Zainal Abidin
  • Sultan Tabariji
  • Sultan Hairun
  • Sultan Baabullah

Itulah beberapa kerjaan Islam pertama di Indonesia yang berdiri di awal masuknya Islam di Nusantara. Kehadiran kerajaan tersebut meninggalkan beberapa bukti sejarah dalam bentuk benda maupun kebudayaan yang masih dilestarikan hingga saat ini.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...