Jokowi Ingatkan Ancaman Gelombang Ketiga Corona Usai Natal-Tahun Baru
Kasus baru Covid-19 mulai meningkat di sejumlah negara. Presiden Joko Widodo alias Jokowi kembali mengingatkan potensi pandemi gelombang ketiga di Tanah Air pasca libur Natal dan tahun baru mendatang.
"Kita masih menghadapi kemungkinan gelombang ketiga yang tidak kita harapkan," kata Jokowi dalam pengarahan kepada kepala daerah se-Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (25/10).
Untuk itu, Jokowi mengingatkan seluruh kepala daerah untuk mengantisipasi potensi kerumunan pada libur Natal dan tahun baru. Sebab, libur Natal dan tahun baru pada 2020 lalu menyebabkan terjadinya peningkatan kasus corona.
Kepala Negara pun meminta, pelaksanaan Natal dan tahun baru tidak memicu kerumunan. Apalagi, survei Kementerian Perhubungan menunjuukkan 19,9 juta orang ingin mudik pada akhir tahun ini.
"Semua provinsi, semua kabupaten dan kota harus mengingatkan agar Natal dan tahun baru ini lebih baik tidak bepergian kemana-mana," ujar dia.
Mantan Wali Kota Solo itu juga meminta persiapan direncanakan dengan detail. Selain itu, perlu penyesuaian dengan kondisi masyarakat setempat serta menghargai norma yang ada. "Dengan gas dan rem yang dinamis, selalu waspada, siap siaga, cepat bertindak, itu yang terus harus kita jaga," katanya.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mengingatkan kenaikan kasus Covid-19 yang mulai terjadi di sejumlah daerah. Kenaikan kasus sempat terjadi di Maluku Utara, Papua Barat, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Utara. Namun, kasus di wilayah tersebut telah menunjukkan penurunan.
Selanjutnya, peningkatan kasus mulai terlihat di Gorontalo, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Tenggara. "Tetap harus diwaspadai. Kenaikan itu ada, meskipun kecil," katanya.
Ia pun meminta Gubernur, Pangdam, dan Kapolda untuk mengingatkan kepada jajarannya guna memperkuat pengetesan dan penelusuran kasus. Simak databoks berikut:
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah tengah memantau penyebaran Covid-19 di seluruh wilayah selama empat minggu terakhir. Ia pun menemukan, ada peningkatan kasus corona di 105 kabupaten/kota.
"Ada 105 kabupaten kota di seluruh Indonesia yang tersebar di 34 provinsi yang kasusnya mulai menunjukkan peningkatan dalam dua minggu terakhir," ujar dia.
Ia memastikan, peningkatan kasus di wilayah tersebut belum menunjukkan angka yang mengkhawatirkan. Jumlahnya masih di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Meski begitu, pemerintah tetap mengantisipasi potensi lonjakan kasus. Untuk itu, pemerintah terus memperkuat surveilans dengan memastikan seluruh kontak erat kasus Covid-19 melakukan pengetesan.
Kemudian, pemerintah juga mempercepat vaksinasi Covid-19, terutama untuk lansia. Sebab, kelompok tersebut berpotensi tinggi untuk masuk rumah sakit dan meninggal saat terjadi lonjakan kasus. "Kita berharap itu tidak terjadi," ujar dia.