Indonesia Minta Selandia Baru Impor Buah-buahan RI untuk Tekan Defisit

Image title
Oleh Maesaroh
15 November 2021, 13:57
Selandia Baru, impopr, buahan-buahan
Pexels
Ilustrasi negara Selandia Baru

Defisit perdagangan Indonesia dengan Selandia Baru tersebut melebar pada tahun ini. Karena itulah,  Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi meminta Selandia Baru untuk mengimpor buah-buahan untuk membantu mengurangi defisit tersebut.

"Saya meminta kepada Selandia Baru untuk dapat membuka akses pasar bagi produk buah-buah tropis Indonesia," tutur Retno, dalam konferensi pers, Senin (15/11).

Pada hari ini, Retno (15/11) menggelar pertemuann bilateral dengan Menlu Selandia Baru Nanaia Mahuta, di Jakarta.

Retno mengatakan dibukanya pasar impor untuk buah Indonesia juga akan membuat neraca perdagangan kedua negara lebih seimbang.

 Dalam catatan Kementerian Perdagangan, nilai perdagangan Indonesia-Selandia baru mencapai US$1,25 miliar dollar pada Januari-September, atau setara Rp 17,88 triliun.

Nilai ekspor Indonesia ke Selandia Baru mencapai US$ 518,29 juta pada Januari-September, atau naik 47,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, nilai impor Indonesia dari Selandia Baru mencapai US$ 729,7 juta atau naik 31,9% dibandingkan periode sebelumnya.

Dengan demikian,  Indonesia mencatatkan defisit sebesar US$211,45 juta. Defisit tersebut lebih besar dibandingkan pada Periode-September yang tercatat US$ 205,95 juta.

Indonesia dan Selandia Baru telah memiliki perjanjian ekonomi komprehensif di bawah payung ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement yang berlaku sejak 2018.

Retno mengingatkan perjanjian kerja sama tersebut, terutama perdagangan, harus menguntungkan satu sama lain.

"Saya sampaikan pentingnya perdagangan bilateral yang lebih seimbang. Kemitraan ini didasarkan pada asas saling menguntungkan," tutur Retno.

 Mantan Duta Besar RI untuk Belanda tersebut juga meminta Selandia Baru untuk memperkuat investasinya di Tanah Air.

"(Juga) Penguatan program peningkatan kapasitas di bidang pertanian dan peternakan di Indonesia," tutur Retno.
Dalam catatan, Badan Koordinasi Penanaman Modal, Selandia Baru menempati urutan ke-35 dalam daftar investor terbesar di Indonesia.

Pada Januari-September, investasi Selandia Baru di Indonesia mencapai US$7,2 juta dengan jumlah proyek mencapai 94.

Salah satu investasi yang bisa ditingkatkan, menurut Retno, adalah di bidang transisi energi, terutama geothermal.

Kemitraan di bidang energi antara Indonesia-Selandia Baru salah satunya diwujudkan melalui pembangunan Flores Geothermal Island di Nusa Tenggara Timur.

Juga,  pembangunan pipeline di Maluku dalam kerangka the New Zealand-Maluku Access to Renewable Energy Support (NZMATES).

Selain di bidang ekonomi, Indonesia dan Selandia Baru juga sepakat memperkuat kerja sama di bidang kesehatan dan kawasan.

 Selandia Baru telah memberikan dukungan pada Indonesia, baik berupa vaksin, ventilator, rapid test, dan juga dukungan untuk Eijkman Institute. 

Pada 25 Oktober lalu, Indonesia menerima 684.400 dosis vaksin jadi AstraZeneca melalui jalur multilateral COVAX Facility dari Selandia.

"Kita memiliki posisi yang sama mengenai pentinginya keseteraan akses terhadap vaksin bagi semua negara," tutur Retno.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...