12 Jenis Vaksin Covid-19 yang Jadi Opsi Suntikan Booster
Pemerintah berencana menggelar vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau booster pada 2022. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, ada 12 jenis vaksin Covid-19 yang menjadi opsi suntikan vaksin booster.
Menurutnya, vaksin tersebut meliputi 11 jenis vaksin yang sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta vaksin Merah Putih produksi lokal.
"Sebelas jenis vaksin plus vaksin Merah Putih menjadi alternatif vaksinasi program pemerintah atau mekanisme berbayar," kata Nadia dalam webinar, Selasa (23/11).
Pemerintah berencana mengadakan vaksinasi booster melalui dua skema, yaitu gratis dan berbayar. Vaksin gratis diberikan kepada Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan dan penduduk lansia. Sementara di luar kelompok tersebut, vaksin booster diberikan dengan skema berbayar.
Namun, pemerintah masih menunggu berbagai pertimbangan dan rekomendasi ilmiah. Pemberian vaksin booster saat ini hanya direkomendasikan untuk tenaga kesehatan, lansia, dan usia di atas 18 tahun dengan penyakit imunitas.
Indonesia juga saat ini terpilih menjadi Ketua Bersama Covax Advance Market Commitment Engagement Group yang menyuarakan kesetaraan vaksin. Stok vaksin semestinya diutamakan untuk negara yang belum mendapatkan pasokan mencukupi.
Rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia juga menjadi pertimbangan pemerintah. Namun, Nadia memastikan pemerintah sudah merencanakan anggaran untuk vaksinasi booster pada 2022.
Berikut daftar 12 Jenis vaksin yang dapat menjadi opsi suntikan booster:
- Vaksin Sinovac produksi Sinovac Biotech Incorporated, Tiongkok. Berdasarkan hasil uji klinis tahap III, efikasi vaksin sebesar 65,3%.
- Vaksin Sinovac yang diolah PT Bio Farma. Perusahaan pelat merah itu mengolah bahan baku vaksin Sinovac yang diimpor dari Tiongkok menjadi produk siap pakai.
- Vaksin AstraZeneca buatan University of Oxford, Inggris. Vaksin ini memiliki efikasi 62,1%.
- Vaksin Sinopharm produksi Beijing Bio-Institute Biological Products Co, Tiongkok. Berdasarkan uji klinis fase III di Uni Emirat Arab, vaksin ini memiliki efikasi 78,1%.
- Vaksin Moderna produksi Amerika Serikat. Hasil uji klinis tahap III menunjukkan vaksin ini memiliki efikasi sebesar 94,1%.
- Vaksin Pfizer produksi Pfizer Inc Amerika Serikat dan BioNTech Jerman. Uji klinis fase III menunjukkan efikasi vaksin mencapai 100% pada remaja usia 12-15 tahun dan 95,5% pada usia 16 tahun ke atas.
- Vaksin Sputnik V yang dikembangkan The Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology. Vaksin asal Rusia ini memiliki efikasi 91,6%.
- Vaksin Janssen produksi Johnson & Johnson, Belanda. Data interim studi klinis fase III pada 28 hari setelah vaksinasi, efikasi sebesar 67,2%. Efikasi untuk mencegah gejala Covid-19 sedang hingga berat adalah 66,1%.
- Vaksin Convidecia produksi CanSino Biological Inc dan Beijing Institute of Biotechnology. Efikasi vaksin ini mencapai 65,3% untuk perlindungan pada semua gejala Covid-19. Sementara untuk perlindungan terhadap kasus corona berat, efikasinya mencapai 90,1%.
- Vaksin Zifivax produksi Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical. Efikasi vaksin mencapai 81,71% pada tujuh hari setelah vaksinasi lengkap atau 81,4% setelah 14 hari dari pemberian vaksinasi lengkap.
- Vaksin Covovax produksi Serum Institute of India Pvt. Ltd., India (SII). Berdasarkan pengamatan tujuh hari setelah pemberian dosis kedua, efikasi vaksin sekitar 89,7-90,4%. Sedangkan untuk kasus Covid-19 sedang dan berat, efikasi vaksin 86,9-100%.
- Vaksin Merah Putih, masih menunggu izin dari BPOM. Vaksin yang dikembangkan Universitas Airlangga dan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia itu sedang memasuki tahap produksi vaksin untuk uji klinis.