Sejarah Bulu Tangkis Beserta Aturan Permainannya
Bulu tangkis merupakan satu dari sekian cabang olahraga yang ada di dunia. Sejak lama, olahraga yang satu ini sudah populer dan digemari oleh masyarakat. Sejumlah momen berharga, mulai dari kemenangan Susi Susanti pada olimpiade 1992 di Barcelona sampai sumbangan medali emas Greysia Polii/Apriyani Rahayu pada Olimpiade Tokyo 2020 turut mewarnai sejarah bulu tangkis di Indonesia.
Sejarah Bulu Tangkis
Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang saling berlawanan.
Bermula dari India dan Cina
Mengutip modul "Shuttlecock/Kock Menari Indah di Udara" yang diakses melalu laman sumberbelajar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, olahraga ini berkembang di Mesir Kuno sekitar 2000 tahun lalu. Namun demikian, bulu tangkis juga sudah mulai disebut-sebut di India dan Cina.
Permainan bulu tangkis diperkirakan berasal dari permainan Tionghoa, Jianzi yang melibatkan penggunaan kok. Hanya saja, permainan tersebut dimainkan tanpa raket. Tujuan permainan tersebut adalah menjaga agar kok tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa bantuan tangan.
Sementara itu, di Inggris, tepatnya pada zaman pertengahan, banyak anak-anak yang mulai bermain Battledores dan Shuttlecocks. Pada masa itu, permainan ini menggunakan dayung atau tongkat untuk menjaga kok agar tidak menyentuh tanah. Dalam sejarah bulu tangkis, Inggris membawa permainan ini ke Negeri Sakura, Jepang, Cina, dan Thailand. Sejak saat itu, permainan ini menjadi populer di kalangan anak-anak.
Tahun 1850an
Sementara itu, olahraga kompetitif bulu tangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad ke-19. Saat itu, mereka menambahkan net dan memainkannya secara bersaing. Kemudian, para tentara membawa kembali permainan itu ke Inggris pada 1850an.
Tahun 1860an
Olahraga ini mendapat namanya seperti sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet berjudul "Badminton Battledore - a new game" oleh Issac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris.
Dasar peraturan permainan bulu tangkis pertama kali ditulis oleh klub Badminton Bath pada 1877. Sementara itu, pada 1893 asosiasi bulutangkis Inggris dibentuk, dan pada 1899 kejuaraan internasional pertama digelar.
Tahun 1934-2000an
Kemudian, pada 1934 International Badminton Federation (IBF) didirikan dengan beranggotakan Inggris, Irlandia, Wales, Skotlandia, Denmark, Kanada, Selandia Baru, Prancis, dan Belanda. Lalu, pada IBF Extraordinary General Meeting di Madrid tahun 2006, IBF berubah nama menjadi Badminton World Federation (BWF).
Perbedaan Permainan Bulutangkis Zaman Dulu dan Sekarang
- Dahulu bentuk raket yang dipakai terbuat dari kayu penepak yang ditutup kertas kulit, ketika dipukul terdengar seperti memukul tambur.
- Berbeda dengan zaman sekarang, Shuttlecock memiliki ukuran dua kali lebih besar dibanding saat ini.
- Pada zaman dahulu raket memiliki kepala bulat tanpa senar dan panjang raket sekitar setengah meter.
Sejarah Singkat Bulu Tangkis di Indonesia
Olahraga bulu tangkis mulai menginjakan kakinya di Indonesia sekitar tahun 1930. Kemudian, pada 1933, berdiri organisasi bulu tangkis Indonesia yang diberi nama Bataviase Badminton Bond dan Bataviase Badminton League. Keduanya kemudian bergabung menjadi satu organisasi bulu tangkis yang solid.
Pada 1934, Indonesia menyelenggarakan sejumlah kejuaraan bulu tangkis di Pulau Jawa, yang kebanyakan terpusat di Kota Bandung, Jawa barat.
Perkembangan bulu tangkis yang kian pesat menginisiasi berdirinya organisasi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pada 1951 yang menaungi olahraga ini. Setelah PBSI berdiri, kongres pertama digelar untuk mendiskusikan aturan dan tujuan olahraga bulu tangkis di Indonesia.
Selanjutnya, bulu tangkis semakin bersinar di Nusantara, bahkan beberapa atletnya sukses mengharumkan nama bangsa di kancah internasional, di antaranya Rudi Hartono, Liem Swie King, Tan Joe Hok, Christian Hadinata, Alan Budi Kusuma, Susi Suanti, dan Taufik Hidayat.
Aturan Dasar dalam Permainan Bulu Tangkis
Terdapat dua jenis kategori permainan bulu tangkis yang mengacu pada jumlah pemain, yakni tunggal dan ganda. Tunggal melibatkan dua pemain yang saling berhadapan, sedangkan ganda melibatkan empat pemain (berpasangan).
Kategori tunggal dibagi menjadi dua jenis, yakni tunggal putra dan tunggal putri. Sedangkan nomor ganda memiliki tiga jenis sektor, yaitu ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.
Berdasarkan aturan resmi Laws of Badminton yang dirilis BWF, ukuran standar lapangan bulu tangkis memiliki panjang 13,40 meter dan lebar 6,10 meter. Lapangan dibagi dua oleh net pada bagian tengah, sehingga area tiap kubu memiliki panjang 6,70 meter.
Untuk sektor tunggal, lebar lapangan pada sisi kanan dan kiri dikurangi 0,46 meter. Sementara, garis batas depan area servis tunggal maupun ganda berjarak 1,98 meter dari net.
Adapun aturan lainnya, yakni:
- Ruang servis pemain tunggal memiliki batas hingga garis paling belakang.
- Ruang servis pemain ganda, garis belakangnya dikurangi 0,76 dari garis batas paling belakang.
- Tinggi tiang jaring net adalah 1,55 meter.
- Jaring net terbentang lurus membelah lapangan dengan ketinggian net di titik tengah lapangan mencapai 1,524 meter.
- Permainan dimulai dengan pukulan servis.
- Ketika memiliki angka genap, pemain akan melakukan pukulan menyilang dari area servis di sebelah kanan lapangan permainannya. Begitu pula sebaliknya, saat memiliki poin ganjil.
- Begitu permainan dimulai, pemain dapat memukul kok dari area manapun dengan melewati net ke wilayah lawan.
- Permainan berlangsung sampai salah satu kubu tidak sanggup mengembalikan kok ke area lawan.
- Poin diperoleh dari pukulan masuk, pukulan lawan keluar, pukulan lawan terjebak di net, atau service error dari lawan.
- Sisitem penghitungan angka resmi rally point 21 untuk tiap set atau game.
- Jika terdapat kedudukan imbang 20-20, berlaku aturan setting point sampai menemukan selisih dua angka bagi pemenang. Setting point dibatasi maksimal 30.